Agus Wahyudi dari Buku Tokoh Tokoh Suroboyo.
Tahun 1998, Achmad Affandi menjatuhkan terlibat terjun ke politik. Ia pilih Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai ladang perjuangan. “Saya larut dengan semangat reformasi. Saya juga ingin perubahan,” tuturnya.
Kiprah Kaisar di PAN sangat menonjol. Hampir di setiap cara penting ia menjadi salah seorang kreator yang cukup sukses mempromosikan partai berlogo matahari terbit itu. Hingga akhirnya ia sangat dekat dengan Amien Rais dan istrinya, Ny Kusnariyati. Dia berhasil anggota DPR RI. Dia sekarang tercatat sebagai anggota Komisi IX.
Julukan Kaisar sebenarnya bermula saat awal-awal ia bergabung dengan Radio Suzana, 1972. Kala itu, Radio Suzana masih belum cukup dikenal. Radio yang berlokasi di Jalan Taman Apsari ini, sajian acaranya banyak didominasi acara Pilihan Pendengar lewat kupon.
Ketika Achmad Affandi bergabung, yang selalu menyelimuti benaknya adalah bagaiman radio bisa menciptakan interaksi sebanyak-banyaknya dengan pendengar. Kalau hanya membaca surat pendengar, memutar lagu, katanya, itu tak cukup.
Maka, Kaisar mencoba membuat ‘pakem’ yang sedikit membuat orang tergugah untuk ikut mendiskripsikan imajinasimasing-masing. “Yang paling saya yakini saat itu, radio adalah sebagai theatre of mind. Masing-masing pendengarnya tergoda untuk selalu menggambarkan cerita dan wajah tokoh yang dilakonkan,” ujar dia.
Pakem itu kemudian lahir acara yang namanya “Praktek Terang Kerajaan Antah Berantah dari Puncak Gunung Bohong.” Namanya kerajaan, ya tentu ada rajanya. Lantas dicomotlah nama Kaisar Victorio sebagai raja. Harapannya tentu agar raja selalu meraih kejayaaan.
Acara Praktek Terang ini, pelan tapi pasti, mulai diminati penggemar. Beberapa tahun kemudian acara ini menjadi langganan para artis yang datang ke Surabaya untuk mempromosikan diri. Mereka selalu menyempatkan mampir di Suzana untuk dipertmukan Kaisar Victorio di ‘Kerajaan Antah Berantah’.
Sederet artis papan atas Indonesia selalu menyempatkan diri berkunjung ke Suzana. Antara lain; Ikang Fauzi, Vina Panduwinata, Ebiet G Ade, Oddie Agam, Gito Rollies, Doel Sumbang, Silvia Sartje, Ucok AKA Harahap, Nike Ardila, dan masih banyak lagi.
Tahun 1980-an, Kaisar sempat disambangi Setiawan Djodi. Saat itu Djodi mempromosikan Kantata Takwa bersama Iwan Fals, Sawung Jabo, Inisisri, dan Jockey Suryoprayogo.
Biasanya, wawancara dengan artis itu hanya berlangsing setelah jam. Atau paling lam satu jam. Namun bersama Djodi dkk wawancara pun menjadi 1,5 jam lebih. Kaisar sendiri mengaku senang-senang saja. “Sampeyan itu wis sugih, akeh kapale, sik ngeband ae. (Anda sudah kaya, punya banyak kapal, kok masih main band),” gojlok Kaisar kepada Djodi.
Model interaktif yang dikembangkan Kaisar ini bukan hanya diminati kalangan atas. Pernah suatu ketika, Kaisar berdialog dengan seorang pelacur sekaligus germonya. Kala itu, di bulan puasa Ramadhan.
Suguhan dialog pun bukan sekadar humor, tapi juga bermuatan religi. Kaisar bisa tahu banyak soal agama, karena ia cukup lama mengaji baik di sekolah maupun dengan orang tuanya. Bahkan di sela-sela dialog itu pelacur itu sampai sesunggukan.
Masih ada lagi. Yang ini soal ibu rumah tangga yang mengeluh belum dikarunia anak. Obrolan lewat telepon berlangsung bersama Kaisar. Waktu itu, kaisar menanyakan berapa watt lampu yang dipasang di kamar.
Sang ibu menjawab, ” Lima watt.”
Kaisar menyela,” Lha itu persoalannya.
“Energi rumah Anda kurang sekali. Coba Anda pasang lampu seribu watt,” timpal Kaisar.
“Lho kan izin PLN lagi,” sang ibu makin tertarik dengan resep Kaisar.
“Ya nggak apa-apa, izin PLN dulu,” ucap Kaisar lagi.
Sebulan lebih berlalu. Kaisar kemudian dikejutkan dengan telepon sang ibu tadi. Ia memberi kabar gembira. Ia sekarang sudah hampir dua bulan. Ia mengucapkan terima kasih atas resep yang pernah diberikan Kaisar.
Mendegar itu, Kaisar kaget bukan kepalang. “Padahal saya hanya menjawab asal saja. Eh kok malah cocok, ya syukur lah,” katanya. Senyum kembali menghiasi sosok yang di era 2000 dinobatkan entertainer paling laris di Surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar