Figur Mbah Wono Kairun adalah figur fiktif yang saya ciptakan pada pertengahan tahun 1975, ketika waktu itu kebetulan acara TRIO BURULU = Trio Bunali Rukem Lumut yang saya gagas dua tahun sebelumya membutuhkan seorang aktor tua untuk melengkapi barisan "artis" Parodi Suroboyoan di Radio Suzana Surabaya.Sebelumnya beberapa Illusion voice atau suara imaginasi telah saya munculkan dari tenggorokan saya seperti : BRUDIN = figur etnis Madura yang memiliki karakter polos,lugu,emosional sering salah ucap dengan aksen Madura yang kental. WAN ABUD = figur ini mewakili etnis keturunan Arab yang tegas, emosional, sederhana , lucu dalam ucapannya yang ber aksen Arab. BUNALI = adalah figur muda Arek Suroboyo yang dikesankan tampan, berwibawa dan disenangi wanita. WAK SELLEH = Figur ini diimaginasikan berusia 70 tahun yang dikenal masyarakat dengan suara paraunya. Karakternya sok usil, sok pinter sering salah paham, dan gak nyambung dalam pembicaraan. TEE ING HAN = Nama etnis Tionghoa ini adalah nama salah seorang penggemar Trio Burulu. Tampangnya lucu,demikian pula cara berpakaian dan yang paling menggelikan cara bicaranya yang agak cedal dan beraksen Tionghoa, namun baik dan penyabar penuh pengertian.
Dari sederetan nama fiktif tersebut nampaknya MBAH WONOKAIRUN yang banyak disenangi masyarakat berkat celoteh suara tua rentanya yang menggelikan. Dalam penggambaran selanjutnya Mbah Wono memakai kain sarung yang sering melorot karena tidak disabuki serta batuk khasnya yang sering mengganggu lawan bicaranya. Gigi ompong , kepala botak hanya tinggal dua helai rambut yang tersisa.
Mbah Wono digambarkan sebagai kakek tua usia 80 an yang belum pernah menikah. Sifatnya yang tua tua keladi, sok muda , sok gaya, namun tak berdaya. Figur figur fiktif diatas bila sedang "aksi" di acara Trio Burulu pasti agak merepotkan saya karena saya harus berkali kali merubah karakter vokal saya, apalagi kalau suara suara itu saling berdialog. Namun seiring perjalanan semuanya berjalan lancar.Sejak dideklarasikannya acara Trio Burulu Radio Suzana tahun 1975 sampai sekarang gelar acaranya tetap pada jam 15.00 - 16.00 mulai gelombang 1116 AM ganti gelombang 91,1 FM sampai gelombang 91,3 FM saat ini.
Dari perjlanannya yang panjang pengasuh acara Trio Burulu yang masih tetap eksis adalah BUNALI dan LUMUT sementara figur RU nya berganti ganti mulai dari RUKEM ganti RUMINAH ( Ria Enez ) dan sekarang pernnya adalah RUKAYAH ( alias mak Bongki )
Beberapa seniman Jawa Timur juga sering nimbrung di acara tersebut sebagai bintang tamu mulai dari jamannya pelawak Paimo, Harry Koko, Sunaryo alias Sussi , Pelawak Ludruk Sokran dan Roy Markun. Namun sayangnya mereka telah meninggalkan kita semua. Saat ini seniman Ludruk yang masih aktif sebagai bintang tamu adalah Sapari dan Jhuss.Sementara yang namanya INSAP ANDI LAYAOOU salah seorang kader potensial ikut meramaikan acara ini.
Bila kita hitung jumlah cerita yang ditampilkan di acara Trio Burulu Radio Suzana bisa mencapai ribuan cerita, maklum setiap hari kami selalu menampilkan cerita dan thema yang berbeda. Andaikan satu bulan ada 25 cerita, maka setahun 300 cerita. Bila acara ini berlangsung dari tahun 1975 sampai 2010 berarti 35 x 300 cerita = 10.500 cerita. Bisa bisa prestasi ini masuk dalam catatan Guiness Of World Records atau setidaknya masuk MURI. Wallahu A'lam.
Sementara TRIO BURULU sejak kelahiranya sampai saat ini masih tetp mempertahankan ke khasannya yaitu mengangkat potret potret masyarakat kecil dengan segala permasalahan yang dihadapinya. dengan ramuan gaya Suroboyoan yang kental lugas disertai pewarnaan humor disana sini.
Motto untuk acara Trio Burulu adalah KETAWALAH SEBELUM DITERTAWAI. Hehehehehe....
Saya adalah BUNG KAISAR VICTORIO.