CLEOPATRA
Nama Cleopatra pasti setiap orang akan membayangkan seorang Ratu yang cantik jelita, anggun menawan setiap orang yang melihatnya. Menurut sejarah sang Ratu bertahta di Kerajaan Mesir yang memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Selain cantik Cleopatra memiliki strategi politik yang cerdas untuk mengalahkan musuh musuhnya.Sedemikian jelitanya ratu yang satu ini, sampai bisa memikat hati dua penguasa
Romawi yaitu JuliusCaesar dan Mark Anthony, di dua jaman berbeda.
Akibat daya tarik Cleopatra ini pula, Triumvirate (tiga penguasa)
Romawi jadi bertikai satu sama lain. Demi mendapatkan Cleopatra, Mark
Anthony rela meninggalkan istrinya, yang merupakan adik Octavianus.
Terang saja Octavianus marah besar. Ia pun menyerang Mark Anthony dan
Cleopatra dengan menggunakan armada tempurnya. Pasukan Mark Anthony
dan Cleopatra kalah dalam pertempuran di Actium, Yunani tahun 33 sM.
Romawi jadi bertikai satu sama lain. Demi mendapatkan Cleopatra, Mark
Anthony rela meninggalkan istrinya, yang merupakan adik Octavianus.
Terang saja Octavianus marah besar. Ia pun menyerang Mark Anthony dan
Cleopatra dengan menggunakan armada tempurnya. Pasukan Mark Anthony
dan Cleopatra kalah dalam pertempuran di Actium, Yunani tahun 33 sM.
dan Cleopatra bermaksud meneruskan cinta mereka di “alam baka”. Keduanya
bunuh diri. Mark Anthony bunuh diri dengan menikam diri menggunakan
pedang, dan akhirnya meninggal di pangkuan Cleopatra. Sementara sang
ratu melakukan bunuh diri dengan membiarkan dirinya dipatuk ularKobra Mesir.
bunuh diri. Mark Anthony bunuh diri dengan menikam diri menggunakan
pedang, dan akhirnya meninggal di pangkuan Cleopatra. Sementara sang
ratu melakukan bunuh diri dengan membiarkan dirinya dipatuk ularKobra Mesir.
Setelah meninggalnya Cleopatra, Mesir jatuh dalam kekuasaan Octavianus,
yang selanjutnya menjadi Kaisar Terbesar Romawi – dengan nama baru :
Kaisar Augustus, yang namanya sekarang kita pakai sebagai nama bulan.
Ilmuwan Jerman menemukan Cleopatra meninggal bukan karena gigitan ular tapi minuman beracun. Ratu Sungai Nil ini diceritakan meninggal akibat gigitan ular Egyptian cobra yang mematikan. Namun, Christoph Schaefer, ahli sejarah asal Jerman dan profesor di University of Trier, menampilkan bukti bahwa terdapat obat-obatan yang menjadi alasan kematian dan bukan reptil.
“Ratu Cleopatra begitu terkenal akan kecantikannya dan tidak mungkin dirinya melakukan sesuatu yang dapat menodai kematiannya,” ujar Schaefer seperti dikutip dari Telegraph.
Ia kemudian melakukan perjalanan dengan ahli lain menuju Alexandria, Mesir di mana melakukan penelitian dari bacaan medis kuno serta ahli ular. “Cleopatra menginginkan kecantikan yang abadi dalam kematiannya untuk menjaga mitos dirinya,” kata Schaefer dalam acara Adventure Science di stasiun televisi Jerman.
“Dia mungkin saja mengkonsumsi minuman yang mengandung opium, hemlock dan aconitum. Campuran ini diketahui menyebabkan kematian tanpa rasa sakit dalam beberapa jam, sedangkan kematian akibat ular membutuhkan waktu beberapa hari dan terasa menyakitkan.”
Cleopatra memerintah pada tahun 51SM hingga 30SM dan merupakan orang terakhir yang memerintah Mesir sebagai Firaun. Setelah kematiannya, Mesir menjadi provinsi Romawi.
Cleopatra merupakan sekutu dari Kaisar Romawi Julius Caesar dan menjalin hubungan dengan Jenderal Romawi, Mark Antony.
Cleopatra dan Mark Antony diceritakan memiliki tiga anak dan terdapat surat yang menyebutkan bahwa mereka telah menikah meskipun keduanya sama-sama telah berkeluarga.
Pada 44 SM, setelah pembunuhan Caesar, Cleopatra bersama Antony bertentangan dengan pewaris Caesar, Gaius Julius Caesar Oktavianus. Setelah kalah di Pertempuran Actium dari pasukan Oktavianus, Antony bunuh diri.
Ahli arkeologi Mesir rencananya akan memulai pengalian situs di Mesir. Penggalian ini dikhususkan untuk mengungkap misteri tempat peristirahatan terakhir Ratu Cleopatra yang dimakamkan bersama kekasihnya Marc Anthony.
Egypt’s Supreme Council of Antiquities telah menyatakan ke publik bahwa tim arkeologi berupaya mencari makam Ratu Mesir dan Roma dengan memulai pencarian pada tiga situs yang disinyalir menjadi tempat bagi para makam-makam bersejarah tersebut. Demikian seperti dilansir melalui Yahoo News, Kamis (16/4/2009).
Menurut keterangan yang didapat dari para arkeolog makam Cleopatra dan Mark Antony diduga tersimpan di sebuah kuil dekat laut Mediterania.
Penemuan yang menarik lainnya terkait dengan Cleopatra, pada penggalian arkeologi tahun lalu ditemukan patung pualam berwarna putih berbentuk kepala Cleopatra. Patung wajah Cleopatra dihiasi oleh 22 koin dan topeng yang diduga milik Mark Antony.
Sementara itu ketiga situs yang dijadikan petunjuk penemuan makam Cleopatra ditemukan bulan lalu pada saat arkeolog melakukan survei radar di kuil Taposiris Magna. Kuil tersebut berlokasi dekat dengan sebelah utara Alexandria dan nampaknya dibangun pada masa kekuasaan Raja Ptolemy II (282-246 SM).
Tim pencari dari Mesir dan Republik Dominika membutuhkan waktu selama tiga tahun hingga pada akhirnya bisa menemukan beberapa tombak di dalam kuil. Konon tiga diantaranya dipergunakan untuk upacara pemakaman.
Zahi Hawass, arkeolog ternama Mesir memberikan pendapatnya dengan mengatakan patung Cleopatra berkoin terlihat sangat menarik. Hal ini membuktikan teori yang beredar selamam ini bahwa Ratu Cleopatra diidentikan memiliki garis wajah yang tajam dan jelek. �
“Penemuan di Taposiris mencerminkan bahwa wujud Cleopatra sangat menarik,” ujar Hawass.
Penemuan situs dekat Alexandria ini juga mengungkapkan sejumlah besar makam tak dikenal diluar area kuil. Selain itu ditemukan pula sebanyak 27 makam dan 10 buah mumi.
Berdasarkan ciri-cirinya, makam tersebut diperkirakan dibangun pada masa Greco-Roma. Kehadiran makam-makam tersebut juga sekaligus menandakan bahwa orang-orang yang berkuasa di masa itu, dimakamkan di dalam kuil. Sementara makam rakyat jelata berada di luar area kuil.
Selama ini sejarah mencatat bahwa Cleopatra tewas karena gigitan ular kobra. Namun, ilmuwan asal Jerman berpendapat lain, Cleopatra tewas setelah mengonsumsi jenis narkoba, termasuk opium. Profesor dan sejarawan asal Universitas Trier, Christoph Schaefer memiliki bukti bahwa ratu Mesir kuno itu tewas karena campuran opium, hemlock (sejenis pinus beracun), dan aconitum (sejenis tanaman beracun).
“Ratu Cleopatra terkenal akan kecantikannya tapi kematiannya penuh penderitaan,” kata dia, seperti dikutip dari laman The Telegraph.
Selama ini, Cleopatra diketahui mati bunuh diri pada 30 Sebelum Masehi, setelah memasukkan anggota tubuhnya ke dalam keranjang penuh ular kobra.
Trier kemudian melakukan eksepedisi bersama ahli lain ke Alexandria, Mesir dan meneliti dokumen kuno serta berkonsultasi dengan ahli ular.
“Cleopatra ingin agar kecantikannya diingat setelah dia mati dengan membuat mitos,” kata dia dalam acara Adventure Science yang ditayangkan stasiun televisi Jerman, ZDF.
“Dia kemungkinan menegak cocktail opium, hemlock, dan aconitum. Di masa itu, campuran ini diketahui sebagai ramuan mematikan dan lebih cepat dari bisa ular,” kata dia. Jika bisa ular mematikan dalam hitungan hari, ramuan ini hanya dalam hitungan jam.
Cleopatra (51SM - 30 SM) adalah pemimpin terakhir yang memerintah Mesir di era pharaoh. Setelah dia meninggal, Mesir masuk dalam provinsi Romawi.
Untuk menumpas pemberontakan di pemerintahannya, dia lalu bersekutu dengan penguasa Romawi Julius Caesar. Dari hubungannya bersama Julius, Cleopatra punya seorang anak. Di saat bersamaan, dia pun memiliki hubungan khusus dengan Jenderal Romawi Mark Anthony. Dari hubungan ini, mereka punya tiga anak.
yang selanjutnya menjadi Kaisar Terbesar Romawi – dengan nama baru :
Kaisar Augustus, yang namanya sekarang kita pakai sebagai nama bulan.
Ilmuwan Jerman menemukan Cleopatra meninggal bukan karena gigitan ular tapi minuman beracun. Ratu Sungai Nil ini diceritakan meninggal akibat gigitan ular Egyptian cobra yang mematikan. Namun, Christoph Schaefer, ahli sejarah asal Jerman dan profesor di University of Trier, menampilkan bukti bahwa terdapat obat-obatan yang menjadi alasan kematian dan bukan reptil.
“Ratu Cleopatra begitu terkenal akan kecantikannya dan tidak mungkin dirinya melakukan sesuatu yang dapat menodai kematiannya,” ujar Schaefer seperti dikutip dari Telegraph.
Ia kemudian melakukan perjalanan dengan ahli lain menuju Alexandria, Mesir di mana melakukan penelitian dari bacaan medis kuno serta ahli ular. “Cleopatra menginginkan kecantikan yang abadi dalam kematiannya untuk menjaga mitos dirinya,” kata Schaefer dalam acara Adventure Science di stasiun televisi Jerman.
“Dia mungkin saja mengkonsumsi minuman yang mengandung opium, hemlock dan aconitum. Campuran ini diketahui menyebabkan kematian tanpa rasa sakit dalam beberapa jam, sedangkan kematian akibat ular membutuhkan waktu beberapa hari dan terasa menyakitkan.”
Cleopatra memerintah pada tahun 51SM hingga 30SM dan merupakan orang terakhir yang memerintah Mesir sebagai Firaun. Setelah kematiannya, Mesir menjadi provinsi Romawi.
Cleopatra merupakan sekutu dari Kaisar Romawi Julius Caesar dan menjalin hubungan dengan Jenderal Romawi, Mark Antony.
Cleopatra dan Mark Antony diceritakan memiliki tiga anak dan terdapat surat yang menyebutkan bahwa mereka telah menikah meskipun keduanya sama-sama telah berkeluarga.
Pada 44 SM, setelah pembunuhan Caesar, Cleopatra bersama Antony bertentangan dengan pewaris Caesar, Gaius Julius Caesar Oktavianus. Setelah kalah di Pertempuran Actium dari pasukan Oktavianus, Antony bunuh diri.
Ahli arkeologi Mesir rencananya akan memulai pengalian situs di Mesir. Penggalian ini dikhususkan untuk mengungkap misteri tempat peristirahatan terakhir Ratu Cleopatra yang dimakamkan bersama kekasihnya Marc Anthony.
Egypt’s Supreme Council of Antiquities telah menyatakan ke publik bahwa tim arkeologi berupaya mencari makam Ratu Mesir dan Roma dengan memulai pencarian pada tiga situs yang disinyalir menjadi tempat bagi para makam-makam bersejarah tersebut. Demikian seperti dilansir melalui Yahoo News, Kamis (16/4/2009).
Menurut keterangan yang didapat dari para arkeolog makam Cleopatra dan Mark Antony diduga tersimpan di sebuah kuil dekat laut Mediterania.
Penemuan yang menarik lainnya terkait dengan Cleopatra, pada penggalian arkeologi tahun lalu ditemukan patung pualam berwarna putih berbentuk kepala Cleopatra. Patung wajah Cleopatra dihiasi oleh 22 koin dan topeng yang diduga milik Mark Antony.
Sementara itu ketiga situs yang dijadikan petunjuk penemuan makam Cleopatra ditemukan bulan lalu pada saat arkeolog melakukan survei radar di kuil Taposiris Magna. Kuil tersebut berlokasi dekat dengan sebelah utara Alexandria dan nampaknya dibangun pada masa kekuasaan Raja Ptolemy II (282-246 SM).
Tim pencari dari Mesir dan Republik Dominika membutuhkan waktu selama tiga tahun hingga pada akhirnya bisa menemukan beberapa tombak di dalam kuil. Konon tiga diantaranya dipergunakan untuk upacara pemakaman.
Zahi Hawass, arkeolog ternama Mesir memberikan pendapatnya dengan mengatakan patung Cleopatra berkoin terlihat sangat menarik. Hal ini membuktikan teori yang beredar selamam ini bahwa Ratu Cleopatra diidentikan memiliki garis wajah yang tajam dan jelek. �
“Penemuan di Taposiris mencerminkan bahwa wujud Cleopatra sangat menarik,” ujar Hawass.
Penemuan situs dekat Alexandria ini juga mengungkapkan sejumlah besar makam tak dikenal diluar area kuil. Selain itu ditemukan pula sebanyak 27 makam dan 10 buah mumi.
Berdasarkan ciri-cirinya, makam tersebut diperkirakan dibangun pada masa Greco-Roma. Kehadiran makam-makam tersebut juga sekaligus menandakan bahwa orang-orang yang berkuasa di masa itu, dimakamkan di dalam kuil. Sementara makam rakyat jelata berada di luar area kuil.
Selama ini sejarah mencatat bahwa Cleopatra tewas karena gigitan ular kobra. Namun, ilmuwan asal Jerman berpendapat lain, Cleopatra tewas setelah mengonsumsi jenis narkoba, termasuk opium. Profesor dan sejarawan asal Universitas Trier, Christoph Schaefer memiliki bukti bahwa ratu Mesir kuno itu tewas karena campuran opium, hemlock (sejenis pinus beracun), dan aconitum (sejenis tanaman beracun).
“Ratu Cleopatra terkenal akan kecantikannya tapi kematiannya penuh penderitaan,” kata dia, seperti dikutip dari laman The Telegraph.
Selama ini, Cleopatra diketahui mati bunuh diri pada 30 Sebelum Masehi, setelah memasukkan anggota tubuhnya ke dalam keranjang penuh ular kobra.
Trier kemudian melakukan eksepedisi bersama ahli lain ke Alexandria, Mesir dan meneliti dokumen kuno serta berkonsultasi dengan ahli ular.
“Cleopatra ingin agar kecantikannya diingat setelah dia mati dengan membuat mitos,” kata dia dalam acara Adventure Science yang ditayangkan stasiun televisi Jerman, ZDF.
“Dia kemungkinan menegak cocktail opium, hemlock, dan aconitum. Di masa itu, campuran ini diketahui sebagai ramuan mematikan dan lebih cepat dari bisa ular,” kata dia. Jika bisa ular mematikan dalam hitungan hari, ramuan ini hanya dalam hitungan jam.
Cleopatra (51SM - 30 SM) adalah pemimpin terakhir yang memerintah Mesir di era pharaoh. Setelah dia meninggal, Mesir masuk dalam provinsi Romawi.
Untuk menumpas pemberontakan di pemerintahannya, dia lalu bersekutu dengan penguasa Romawi Julius Caesar. Dari hubungannya bersama Julius, Cleopatra punya seorang anak. Di saat bersamaan, dia pun memiliki hubungan khusus dengan Jenderal Romawi Mark Anthony. Dari hubungan ini, mereka punya tiga anak.
1 komentar:
zaman gelap prilakunya membingungkan
Posting Komentar