RSS

Jumat, 17 September 2010

PRINSIP BISNIS ORANG TIONGHOA

Pepatah China : Didunia ini tidak ada yang tidak mungkin, yang ditakutkan apakah orang itu mau mengerjakan atau tidak ??

1. Kesederhanaan
Orang-orang Cina terkenal Sederhana, kekayaan yang dia peroleh tidak semua dikonsumsi habis. Namun mereka menabung atau menginvestasikan sebagian pendapatannya. Ada filsafat Cina yang berbunyi " Jangan berhenti sebelum sampai ke sungai Huang ho." Orang-orang yang sukses dibentuk dari kehidupan yang sulit’. Jadi dalam berusaha, banyak pengusaha yang awalnya bersusah-susah dahulu, kemudian baru ketika sudah kaya, mulai bersenang-senang kemudian. Misalnya saja pengusaha besar Eka Tjipta Widjaja ketika masih muda, dia menjadi tukang pel pelabuhan atau pemungut sampah. Selain itu, karena biaya hidup yang tinggi disebabkan oleh alokasi keuangan, maka dia juga sebisa mungkin menghemat apa yang bisa ia konsumsi.
Kesederhanaan dan keprihatinan orang Cina bukan karena mereka tidak mempunyai uang, tapi mereka memang menggunakan uang begitu sangat disiplin dan perhitungan. Orientasi mereka bukan untuk sesaat tetapi berfikir panjang dan jauh.
Dalam mengelola keuangan, orang Cina lebih hati-hati dan terkesan pelit, karena mereka sangat malu bila harus hutang uang pada orang lain kalau kepepet, jadi akibatnya mereka selalu berusaha menabung untuk cadangan, karena sikap inilah mereka jarang konsumtif, dan akibatnya bisa melipatkan modalnya.
Bangsa Cina sudah terbiasa hidup Sederhana. Mereka bisa bikin motor atau mobil. Mereka juga bisa meniru sepeda motor model Harley Davidson. Meskipun demikian, mereka jarang naik sepeda motor. Orang Cina, kalau mau bepergian yang jaraknya kurang dari 1 km, maka mereka memilih jalan kaki; kalau lebih dari 1 km, mereka memilih naik sepeda; dan kalau lebih dari 5 km, maka mereka memilih naik bus. Kalau sudah kaya betul, baru mereka mempunyai mobil; itupun jarang dipakai, karena mereka lebih suka naik bus sekalipun sudah mempunyai mobil sendiri. Alasan mereka sederhana dan rasional, yaitu lebih hemat, lebih sehat, lebih selamat, dan anti polusi.

2. Pekerja Keras dan Cerdas

Orang Cina itu pekerja keras dan cerdas. Orang Cina; kalau ayahnya jualan kacang buntelan, maka pada saat anaknya nanti, usahanya sudah menjadi pabrik kacang. Jadi, untuk faktor entrepreneurship, mungkin Cina nomor satu di dunia.
Orang Cina karena telah digemleng dalam kesusahan dalam kehidupannya, maka alami berusaha sekuat tenaga dan memeras otak untuk survive. Persis jika orang tercebur di air maka akan meronta-ronta supaya kepalanya tetap di atas air untuk bernafas dan tetap hidup.
Di Cina, sebulan umumnya bekerja 60 jam, enam hari seminggu. Meski sekitar 20 jam di antaranya terhitung lembur, tapi mereka tidak mendapat upah tambahan dari kerja ekstra itu. Umumnya, kaum pekerja keras itu mengaku tak punya pilihan kecuali lembur dan menganggap hal itu memang sudah menjadi tugas mereka, sehingga memang tidak perlu upah tambahan. Disebutkan bahwa sedikitnya di tiga kota Cina, 51 persen orang yang lembur selama hari kerja tak mendapatkan upah tambahan.
Jadi, bekerja keras dalam arti lebih lama dari aturan kerja yang berlaku secara formal misalnya, lima hari kerja, 40 jam seminggu dengan menggunakan kemampuan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup sehari-hari, agaknya sudah menjadi kecendrungan yang sulit dibendung. Semakin banyak pekerja merasa memang begitulah seharusnya, terutama ketika mereka menginginkan karier dan kehidupan yang lebih baik.
Kerja keras seolah-olah menjadi jalan satu-satunya. Hal ini tentu tidak terlalu perlu dipersoalkan jika kita memiliki pekerjaan yang kita senangi, pekerja yang sesuai dengan bakat dan potensi terbaik kita, dan pekerjaan yang memberikan hasil-hasil terbaik, baik kepada kita maupun masyarakat dan lingkungan dimana kita maupun kepada masyarakat dan lingkungan dimana kita mengabdi. Seperti Oprah Winfrey yang menemukan “tempatnya” yang unik di dunia ini, ia mungkin melakukan pekerjaan tanpa merasa “bekerja”.
Pepatah Cina berbunyi : " Mendaki Langit itu Sulit , Namun Lebih Sulit Meminta Pertolongan Orang Lain." Filosofi ini mendorong agar orang Cina harus mandiri , tidak mengandalkan bantuan orang lain .

3. Fleksible
Orang Cina adalah bangsa yang fleksible, mudah berubah dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang bagaimanapun. Mereka akan dapat hidup dan mencari makan di mana pun mereka berada. Inilah salah satu kepandaian orang Cina. Orang Cina biasa berdagang di mana saja termasuk di kawasan yang paling tidak produktif sekalipun. Hal ini diungkapkan bahwa “Orang Cina biasa berdagang di kampong Melayu, tetapi orang Melayu belum tentu bisa berdagang di kawasan orang Cina.”
Salah satu sebab adalah mereka lebih cincai, fleksible, lebih ramah dan menjaga nama karena mereka berpikir jauh kedepan, bahwa kepercayaan adalah modal yang tak terbatas dalam bidang dagang. Bukannya pribumi tidak mempunyai pemikiran itu? Sebenarnya sama, tetapi persentase yang mau memanfaatkan pemikiran dan sikap itulah yang belum merata, sehingga kita lebih sering terbentur dengan pribumi yang kurang pandai berdagang sedangkan dengan pedagang Cina jarang ketemu dengan yang tidak professional, akibatnya kita memilih pedagang Cina saja daripada mengambil resiko.
Kita memang dapat melihat bahwa orang Cina mudah berkembang di mana saja. Lihat saja kota-kota yang ada di Indonesia, para pengusaha Cina berkembang pesat. Mengapa bisa demikian? Hal itu dikarenakan totalitas. Bahwa orang Cina selalu menginginkan perubahan secara total, maka terjadi hijrah bukan saja secara fisik melainkan juga mental, jiwa. Keinginan untuk berubah adalah kunci orang Cina.
Namun, mereka berdagang bukan tanpa kegagalan. Nasib gagal tidak dijadikan alasan untuk menerima kekalahan dalam perdagangan mereka. Setiap pedagang Cina dapat mengambil hikmah dan belajar dari kegagalannya. Mereka mengevaluasi segala kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan kegagalan. Mereka terus belajar dari kesalahan itu. Kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangatnya., sebaiknya justru akan membuat lebih gigih. Kegagalan yang kedua dijadikannya sebagai pelajaran. Kegagalan yang ketiga menjadikan lebih bijak. Kegagalan yang seterusnya akan menguji kesabaran dan ketabahannya. Gagal berapa kali bagi orang Cina tidak berarti akan gagal untuk seterusnya. Orang Cina percaya dan yakin mereka pasti akan berhasil suatu hari nanti.

4. Tahan Banting
Prinsip bisnis orang Cina, yakni agresif, jangan melepas peluang, berani mengambil resiko, tahan banting, tidak menyerah pada nasib, dan semangat juang. pedagang Cina dikatakan agresif dalam berbisbis karena mereka tidak mau kompromi, terutama menyangkut kualitas barang, untung, dan rugi. Pedagang harus bisa membedakan antara urusan bisnis dan urusan pribadi. Mereka juga sangat tegas dalam megurus keuangannya. Hasil keuntungan harus digunakan untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan lagi. Uang harus menjadi uang.
Jangan melepaskan peluang. Sekali terlepas peluang itu sulit mengejarnya kembali, karena peluang hanya datang dalam sekali. Pedagang harus cepat bertindak, lebih lama menunggu lebih banyak yang terbuang, membiarkannya berarti membuang keuntungan serta menolak kekayaan.

5. Berani Mengambil Resiko
Berani mengambil resiko termasuk resiko gagal, rugi ataupun jatuh usaha dagangnya. Berdagang adalah suatu kegiatan yang penuh resiko dan tidak ada jaminan dengan berdagang orang akan untung, oleh karena itu setiap kegiatan perdagangan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan dilakukan sambil lalu. Orang yang berani maka harus berani mencoba, membuka dan memajukan perdagangannya. Musuh utama para pedagang adalah takut bersaing dan takut gagal.
Orang Cina itu sudah sejak 4.000 tahun berada dalam kesusahan. Negara Cina dari jaman dulu terbiasa dengan perang, rakyat kecil disiksa oleh pemerintahnya sendiri, dan pemerintahnya berganti-ganti terus. Orang Cina adalah salah satu bangsa yang tahan banting. Sudah biasa menderita, dan makin menderita, biasanya orang akan makin nekad dan makin berani.
Pedagang Cina juga percaya pada takdir, tapi mereka tidak mau menyerah kepada nasib. Artinya. Nasib harus diperjuangkan, harus dilawan dengan bekerja keras. Karena mereka percaya bahwa nasib manusia itu ibarat roda, sesekali di atas dan sesekali di bawah. Jadi, tidak mungkin manusia selamanya berada di bawah. Dalam arti, manusia bisa mengatasi kemiskinan asalkan dia mau berusaha. Makin keras dan kuat usahanya, makin besar pula kemungkinan untuk melepaskan diri dari kemiskinan.

6. Kalender dan Jam
Coba perhatikan kalau Anda masuk ke sebuah toko orang Cina, entah itu lestoran, toko bangunan, atau toko apapun. Perhatikan dinding-dindingnya, pasti akan banyak menemukan kalender lebih dari satu. Selain sebagai hiasan dinding, ruangan tersebut kalender yang berfungsi sebagai petunjuk tanggal dan hari menyimbolkan orang Cina sangat menghargai hari-hari yang sudah dan akan berlalu. Bagi mereka setiap hari haruslah bermakna dan menghasilkan jangan membuang waktu sia-sia dengan hal yang tidak berguna.
Begitupun dengan jam dinding. Mereka sangat menghargai waktu yang berlalu setiap harinya. Waktu bagi mereka sangatlah berharga setiap detik adalah kerja keras yang harus ditempuh. Orang Cina sangat menghargai waktu dalam berbisnis, mereka memulai usahanya akan lebih awal dari orang lain. Begitupun dengan menutup usaha atau toko mereka akan lebih akhir dari orang lain. Orang Cina mempunyai prinsip kalau perlu bekerja rodi dari pagi subuh hingga malam. Bagi orang Cina, jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, secara otomatis mereka akan mendapatkan balasannya.

Rabu, 15 September 2010

cerito MBAH WONOKAIRUN - teko tulisane arek arek

THE WONOKAIRUN STORY



NGUMBAH KOCENG

“Mbah, kok dungaren sampeyan umbah-umbah dhewe ?” takok Bunali.
“Aku katene ngumbah kucing” jare Wonokairun.
“Gak salah tah Mbah?” Bunali bingung.
“Iyo soale kucingku akeh tumone.” Jare Wonokairun.
“Wah yo isok matek kucing sampeyan Mbah” Bunali ngilingno.
“Lho koncoku wingi ngono, ...gak opo-opo kok” jare Wonokairun.
Mari mbayar, Wonokairun mulih katene ngumbah kucinge.
Sesuke, Wonokairun teko maneh ndhik tokone Bunali kate tuku rokok.
“Yok opo kucing sampeyan Mbah ?” takok Bunali.
“Kucingku matek“ jare Wonokairun.
“Lho lak temen ta... Sampeyan iku tak kandhani gak percoyo. Laopo kucing atik diumbah ambek rinso, wong onok obat tumo” jare Bunali nyeneni.
“Kucingku matek gak mergo rinso” jare Wonokairun njelasno.
“Lha opok’o kok matek??” Bunali gak sabar.
“Tak peres.....”

 NGUNTAL YUYU
Sore-sore mbah Wonokairun dijak ngobrol ambek Bunali.
"Mbah, jare arek-arek sampeyan wis rabi ping telu. Temenan tah?" takok Bunali.
"Yo bener, tapi bojoku wis matek kabeh" jare Wonokairun.
"Lho kok isok?" jare Bunali
"Sing pertama mati nguntal yuyu" jare Wonokairun
"Sing nomer loro?" takok Bunali
"Singo nomer loro yo mati nguntal yuyu" jare Wonokairun
"Lha sing nomer telu nguntal yuyu pisan tah?" jare Bunali kemeruh
"Gak matine mergo tak gibeng" jare Wonokairun
"Lho opo'o?" takok Bunali
"Soale gak gelem nguntal yuyu.........?
Ha......???????


BALES DENDAM
Wonokairun mlaku mlaku nang TP ijenan katene mejeng, dandane mbois gak gelem kalah ambek ABG. Pas katene mulih dhadhak dirampok nang parkiran.
Kuabeh amblas, bronpit disikat, dompet amblas, klambi diplorot kari kampesan thok.
Wonokairun ngguondhok pol, toleh-toleh mbrebes mili nang tengah embong.
Wonokairun nyobak nyegat taksi, ambek njelasno lek mari dirampok.
Wonokairun janji mbayar taksine nang omah.
Tibake supir taksine iku gak percoyo, sombong poll, gak gelem nolong blas malah ngilokno.
"Asline wong mbambung ae athik aksi ethok-ethok dirampok ! "jare supir taksine nang ngarepe wongakeh.
Wonokairun loro atine di isin-isin koyok ngono.
Wonokairun akhire terpaksa mlaku mulih nang Sepanjang buntelan koran.
Cumak yo ngono, Wonokairun dendam pol nang supir taksi iku mau, pokoke ditengeri wonge lemu ireng kopiahan.
Aku kudhu isok mbales ngisin-ngisin wong elek iki, pikire Wonokairun.
Minggu ngarepe, Wonokairun dulin nang TP ijenan maneh. Mari wis tuwuk dulin, akhire Wonokairun mulih.
Pas metu TP, akeh taksi sing antri golek penumpang.
Wonokairun sengojo golek supir taksi sing minggu wingi nglarakno ati, katene balas dendam.
Diurut mulai sing paling ngarep, Wonokairun nakoni supir taksine sithok-sithok.
"Cak, nang Sepanjang piro" takok Wonokairun.
"Biasa mbah, borongan ae seket ewu" jare supir taksine.
"Mari ngeterno, tak sodomi yo, ojok khawatir ongkose tak tambahi ?" takok Wonokairun maneh.
"Wok nggilani !!!, Koen kiro aku iki homo tah mbah. Masio elek, aku iki wong lanang normal mbah,goleko sing liyane ae !" jare supir taksi iku ambek misuh-misuh tersinggung.
Kuabeh supir taksi sing dijak kencan jawabe podho kabeh ambek misuh-misuh gak karuan, tapi Wonokairun cuek ae.
Sampek taksi sing paling mburi, akhire Wonokairun ketemu supir taksi lemu ireng kopiahan sing digoleki.
Koyoke supir taksine iku wis lali ambek Wonokairun.
"Cak, nang Sepanjang piro?" Wonokairun aksi takok.
"Biasa ae mbah, seket ewu. " jare supir taksine.
"Yo wis, ayok ndhang budhal." Wonokairun langsung numpak terus budhal, Wonokairun sempet ngelirik kartu pengenale tibake jenenge Markun.
Mergo paling mburi, terpaksa supir taksine iku bengok-bengok ngongkon konco-koncone sing nang ngarep minggir sithik cik isok lewat.
Bareng wis mlaku, Wonokairun dadah-dadah nang supir-supir taksi iku, mesam-mesem ambek ngomong "Eenaaak teennaann . . ."
Konco-konco supir taksi sing ndhelok Markun malih bingung kuabeh gilo kudhu mukok .

. .
LIMOLAS JUTA
Wonokairun lungo nang Tretes mampir nang Wisma Rindu Malam.
Isine wong wedhok ayu-ayu semlohe, sikile mulus-mulus gak onok sing bubulen.
Wonokairun disambut ambet Mamane wisma.
"Aku pingin pethuk ambek Sablah" ajre Wonokairun.
"Mbah, Sablah iku cewek paling ayu nang kene, taripe yo paling larang. Sampeyan mesti gak cukup
dhuwike, tak golekno sing liyane ae yo . . ." jare Mamane.
"Aku kudhu pethuk ambek Sablah." Wonokairun mekso.
Akhire Mamane ngongkon Sablah metu seko petarangan, tibake areke pancen uayu tenan..
"Mbah, sampeyan wis weruh tah lek taripku iku limang juta sekali booking ?" takok Sablah.
Gathik kakean cangkem, Wonokairun ngetokno dhuwik sak bundhel isine limang juta.
Mari ngono, Wonokairun digandeng Sablah munggah mlebu arena. Bareng wis mari diservis,
Wonokairun minggat.
Sisuke Wonokairun teko maneh nang Wisma Rindu Malam iku.
"Aku pingin pethuk ambek Sablah" jare Wonokairun.
"Mbah, masio sampeyan wingi wis booking Sablah, taripe pancet lho yo gak ono diskon" jare
Mamane.
"Aku kudhu pethuk ambek Sablah" Wonokairun mekso maneh. Wong mulai kasak-kusuk ngrasani
mbah Wonokairun.
Akhire Mamane nyeluk Sablah.
"Mbah, sampeyan wis weruh tah gak lek taripku pancet limang juta sekali booking ?" takok Sablah.
Gathik kakean cangkem, Wonokairun ngetokno dhuwik sak bundhel isine limang juta.
Mari ngono, arek loro iku munggah mlebu arena. Bareng wis mari diservis, Wonokairun minggat.
Sisuke maneh, Wonokairun teko pisan maneh nang Wisma Rindu Malam.
"Aku pingin pethuk ambek Sablah" jare Wonokairun.
"Mbah, masio sampeyan wingi wis booking ping pindho, taripe Sablah pancet lho yo gak ono diskon"
jare Mamane.
"Aku kudhu pethuk ambek Sablah," jare Wonokairun. Wong tambah rame kasak-kusuk ngrasani, tapi
mbah Wonokairun cuek ae.
Akhire Mamane nyeluk Sablah.
"Mbah, sampeyan wis weruh tah gak lek tarifku pancet limang juta sekali booking ?" takok Sablah.
Gathik kakean cangkem, Wonokairun ngetokno dhuwik sak bundhel isine limang juta.
Mari ngono, arek loro iku munggah mlebu arena.
Bareng wis mari, Sablah penasaran ambek Wonokairun.
"Mbah, sampeyan iku cik lomane ambek aku, sak umur-umur gak ono wong sing wani mbooking aku
lansung ping telu. Seko ndheso endhi sampeyan Mbah ?" takok Sablah.
"Aku seko Sepanjang" jare Wonokairun.
"Lho iyo tah !!, aku ndhuwe dulur nang Sepanjang pisan." jare Sablah kaget.
"Wis weruh aku. Bapakmu mati sak wulan kepungkur. Mbakyumu nggoleki awakmu gak ketemu, terus
ngongkon aku nggolek awakmu kanggo nyerahno dhuwik warisan limolas juta . . ."


NGINCENG
Tole, anake Romlah, mlayu menggos-menggos mlebu omah nggoleki ibuke.
"Buuuk . .Ibuuuuk...!!!" jare Tole ambek nungkul ibuke.
"Opoko Le, kon kok koyok diuber celeng . .?" takon Romlah.
"Bu aku mari mergoki Bapak ambek Yuk Jah wong loro . . ." jare Tole ambek menggos-menggos.
"Sik tak la, alon-alon lek cerito, longgo sing nggenah dhisik .." jare Romlah ngayemno anake.
"Ngene lho Buk, pas aku dhulin nang omahe Kelik, aku ndhelok Bapak mlebu nang omahe Yuk Jah."
jare Tole.
"Wis wis Stop ! Stop ! Stop!, ceritone disimpen dhisik ae. Lek Bapakmu teko, ceritone lagek diterusno.
Aku pingin weruh reaksine Bapakmu. "jare Romlah.
Sorene Muntiyadi mulih wis dienteni Tole ambek Romlah.
"Ayok Le, age ndhang cerito nak" jare Romlah.
"Pas aku dhulinan nang omahe Kelik, moro-moro aku ndhelok Bapake mlebu nang omahe Yuk Jah.
Aku timik-timik nututi Bapake, terus nginceng seko jendelo. Aku ndhelok Bapak terus sayangsayangan
ambek Yuk Jah. Mari ngono aku .... wis gak wis aku gak wani nerusno . ." jare Tole.
Romlah penasaran, Muntiyadi gemeter tegang.
"Ojok wedhi ambek Bapakmu, ayo age terus no. Mari ngono Bapakmu lapo ambek Yuk Jah !!"
Romlah mekso anake.
Mari dipekso-pekso akhire Tole nerusno ceritone
"Mari ngono Bapak ambek Yuk Jah dulinan jaran-jaranan koyok . . . koyok . . .” Tole mandeg maneh
gak wani ngomong.
“Lho ayo terusno ojok wedhi, koyok opo ayo sing jelas “ Romlah mbentak anake maneh.
Akhire Tole wani nerusno maneh.
“Koyok Ibu ambek om Gempil mbiyen . . ."


MBECAK MANEH
Isuk-isuk Wonokairun wis mruput mancal becak golek penumpang. Mari ngono oleh penumpang cewek uayu ambune wangi rambute teles mari kramas, Wonokairun sueneng poll.
“Arep nang endhi Ning ?” jare Wonokairun.
“Nang slompretan mbah . .” jare ceweke.
“Waduh gak weruh aku nggone ning . .” jare Wonokairun.
“Wis mbah pokoke sampeyan mancal ae nurut komandoku . .” jare ceweke.
“Oke boss . . ” jare Wonokairun ambek mbukak terpal becake, karepe ben iso ngrasakno mambu wangi rambute cewek iku.
“Kiri mbah . .” Wonokairun nurut menggok kiwo.
“Kanan mbah . .” Wonokairun nurut menggok kanan.
“Kanan maneh . .” Wonokairun nurut.
“Kiri .” “Kanan . .” “Kenceng ae mbah ..” “Kanan maneh . .terus kiri “
Wonokairun nurut ae sing penting iso ndelok gegere ceweke ayu iku.

“Wis stop kene ae Mbah !!” moro-moro ceweke mbengok ambek ngekeki dhuwik limang ewu.
Wonokairun nuangis mbrebes mili.
“Lho opoko mbah, kurang tah, iki lho tak tambahi maneh .” jare ceweke ambek ngekeki dhuwik sepuluh ewu.
Wonokairun sik nuangis ae.
“Sepurane yo mbah, sik kurang tah, iki lho tak tambahi maneh . .” jare ceweke ambek ngekeki dhuwik seket ewu.
Wonokairun sik nuangis ae.
“Waduh mbah sampeyan njaluk piro ? Age ngomongo.” ceweke bingung.
“Ning aku nuangis gak perkoro dhuwike kurang . .” jare Wonokairun.
“Lho opoko mbah ?” jare ceweke.
“Aku lali dalane mulih . . .”


MANCING
Sore-sore mari udhan, Wonokairun mancing nang got cilik ndhik ngarepe warunge
Mbok Ten.
Ambek rokokan klobhot, Wonokairun ndhodhok sarungan nyekeli pancinge.
Wong-wong sing katene andhok mesti ndhelok Wonokairun.
Onok sing sakno, onok sing kudhu ngguyu, onok sing ngiro wong gendheng yo onok
sing cuek ae.
Gak sui Bunali teko katene andhok pisan. Bareng ndhelok Wonokairun koyok ngono
langsung gak mentolo.
"Mbah, ayok melok aku mangan, wis tah tak bayari ojok kawatir. " jare Bunali.
Pertama Wonokairun isin-isin gak gelem, tapi mari dibujuk-bujuk akhire gelem.
"Sampeyan pesen panganan opo ae sak senenge," jare Bunali.
Mari mangan warek, Bunali ngejak Wonokairun ngobrol.
"Sampeyan mancing ndhik peceren kono mau mosok onok iwake ?" takok Bunali.
"Yo onok rek !! Lek gak, lha lapo tak belani ndhodhok sarungan sak uwen-uwen. "
jare Wonokairun.
"Mosok se Mbah. Wis oleh iwak piro Sampeyan ?" jare Bunali gak percoyo.
"Awakmu sing ke limo . . ."

MINI MARKET
Wonokairun lagi blonjo ndhik minimarket cedhak omahe.
Sing dituku tibake daging kalengan gawe pakane kucing.
Pas katene mbayar, Wonokairun ditakoni kasire.
"Mbah, lek sampeyan katene tuku pakan kucing iki, sampeyan kudhu mbuktekno
lek sampeyan iku ndhuwe kucing.
Aku khawatir lek tibake pakan kucing iki sampeyan emplok dhewe. " jare Bunali,
kasire.
Wonokairun gak protes, mulih diluk, mbalike nggendhong kucing dipamerno ndhik
Bunali.
"Iki kucingku " jare Wonokairun ambek mbayar daging kalengan gawe kucinge.
Sisuke Wonokairun teko maneh ndhik minimarket, saiki tuku biskuit balung
pakane asu.
Pas katene mbayar, ditakoni maneh ambek Bunali.
"Mbah, sampeyan ndhuwe asu tah ?. Aku khawatir lek tibake pakan asu iki
sampeyan emplok dhewe. " jare Bunali, kasire.
Wonokairun gak protes, mulih diluk, mbalike nuntun asu dipamerno ndhik Bunali.
"Iki asuku " jare Wonokairun ambek mbayar biskuit balung gawe asune.
Sisuke Wonokairun teko maneh ndhik minimarket, saiki nenteng kardus bekase
indomi sing pinggire dibolongi sak driji.
"Mbah, sampeyan katene tuku pakane ulo tah ? " jare Bunali.
"Iki isine dhudhuk ulo. Cobaken tanganmu lebokno kene lek pingin ngerasakno.
Wis tah tak jamin gak bakal nyatek. " jare Wonokairun.
Pertama Bunali rodhok wedhi, tapi mari dibujuk Wonokairun akhire Bunali
kendhel. Drijine dilebokno ndhik bolongane kerdus.
Tibake njerone onok gembuk-gembuke. Pas drijine ditarik maneh, ambune malih
gak whuenak.
Bunali misuh-misuh gak karuan, " Damput, ancene wong dhobhol, lha laopo aku
sampeyan kongkon ndhemok tembelek."
"Saiki, oleh tah aku tuku tisu kamar mandi ? ".

PIKUN
Sore-sore Wonokairun nangis gerung-gerung ndhik pinggir embong ambek
napuki sirahe.
Gak sui Bunali liwat, begitu ndhelok onok wong tuwek nangis langsung mandhek
nakoni.
"Mbah, laopo sampeyan nangis ndhik pinggir embong ?" takok Bunali.
"Aku ndhuwe bojo anyar ndhik omah, sik tas ae tak rabi, umure 20 taun, sik
enom, ayu, semlohe. " jare Wonokairun ambek nangis.
"Lho lak enak se sampeyan, laopo kok nangis lho ?. " Bunali mulai bingung.
"Ngene lho cak, wis ayu, bojoku iku yo pinter masak. Opo ae kari njaluk, jangan
asem, rawon, brengkes, sembarang sing enak-enak pokoke. " jare Wonokairun.
"Lha kurang opo maneh sampeyan Mbah. Ngono kok sik mewek ae. " Bunali
tambah bingung.
"Mari ngono yo, bojoku iku setia pol ambek aku. Lek onok sing nggudho langsung
dikandhakno aku. " jare Wonokairun maneh.
"Lek ngono ceritane, lha terus opoko sampeyan kok nangis gerung-gerung gak
mari-mari ?" Bunali wis gak sabar meneh.
"Masalae aku lali ndhik endhi omahku . . . ."


WEDUS
Bunali pethuk Wonokairun lagi angon wedhus.
“Mbah, waduh wedhus sampeyan akeh yo ?” jare Bunali
“Yo lumayan ” jare si Mbah
“Pira kabehe, Mbah ?” takon Bunali maneh
“Sing putih opo sing ireng ?”
“Sing putih, wis”
“Selawe”‘
“Wik, cik akehe. Lha sing ireng?’”
“Podho…” jare Wonokairun ambek ngarit suket
Bunali takon maneh.
“Mangan sukete yo akeh pisan, Mbah..”
“Yo..”
“Pirang kilo mangane sakdino ?”
“Sing putih opo sing ireng ?”
‘Sing ireng, wis’
“Yo kiro-kiro limang kiloan”
“Lha sing putih?”
“Podho . . .”
( Bunali bingung, laopo lek ditakoni kok kudu
mbedakno sing putih tah ireng, wong jawabane
yo podho ae )
“Mbah, opoko lek tak takoni perkara wedusmu,
sampeyan mesti leren takon sing putih tah
sing ireng barang. Padahal masiyo putih
utawa ireng, jawabanmu podho terus. Sakjane
ngono onok opo?”
“Ngene lho, sing putih iku wehusku…”
“Lha sing ireng ?”
“Podho . . .”


BELAJAR BROMPIT
Wonokairun kepingin ngojek, soale lek mbecak royokan penumpang kalah terus.
Isuk-isuk Wonokairun wis sliwar-sliwer belajar numpak bronpit.
Lagek mlaku sedhiluk, dhadhak wis dicegat pulisi.
Tibake pulisine ikut Bunali, tonggone dhewe.
"Mbah, tulung ndelok SIM ambek STNKne!" jare Bunali.
"Ono nang dompetku" jare Wonokairun.
"Lek aku mbadhek, sampeyan mesti lali nggak nggowo SIM" jare Bunali.
Mari buka dompet ambek rogoh-rogoh kesak, tibake temenan Wonokairun lalu nggak nggowo SIM.
‎​"Waduh iyo, aku lali nggak nggowo SIM..." jare Wonokairun.
"Lek ngono sampeyan kudhu tak tilang Mbah" jare Bunali.
"Kon ojo athik ngelamak ambek aku lho yo!!!.  Sik tas lulus Watukosek ae wis kemenyek atene nilang!! Gak isok!!!" Wonokairun nguamuk.

Timbangane gegeran, akhire Bunali ngalah, Wonokairun diculno gak sidho ditilang.

Sisuke Wonokairun belajar bronpit maneh.
Lagek mlaku sedhiluk, dhadhak wis dicegat Bunali maneh.

"Mbah, tulung ndelok SIM ambek STNKne!" jare Bunali.
"Ono nang dompetku" jare Wonokairun.
"Lek aku mbadhek, sampeyan mesti lali nggowo STNK" jare Bunali.
Mari buka dompet ambek rogoh-rogoh kesak, tibake temenan Wonokairun lalu nggak nggowo STNK.
"Waduh iyo, aku lali nggak nggowo STNK..." jare Wonokairun.
"Lek ngono sampeyan kudhu tak tilang Mbah, iki wis ping pindho sampeyan pelanggaran" jare Bunali.
"Gak isok!!!! Tak pongor mencelat mbalik nang watukosek kon yo!!!" Wonokairun nguamuk maneh.

Timbangane gegeran, akhire Bunali ngalah, Wonokairun diculno maneh gak sidho ditilang.

Sisuke Wonokairun belajar bronpit maneh, saiki wis wani rodho adhoh.
Bareng mlaku wis oleh 5 km, dhadhak pethuk Bunali maneh.

"Ayo minggir!!!, Aku saiki wis gak lali, STNK, SIM lengkap kuabeh.  Iki lho dheloken,  helm, jaket ambek sarung tanganku yo anyar kuabeh.  Hayo kate lapo kon!!!" jare Wonokairun suombong.
"Yo wis mbah, aku yo gak katene nilang sampeyan, tapi aku mbadhek sampeyan sik ono sing lali maneh " jare Bunali.
"Gak mungkin !! Lali opone...?" Wonokairun bingung,
"Laopo sampeyan mancal becak? Lha bronpite endhi?"
BUNALI


NGOPENI GAJAH
Isuk-isuk wong sak bonbin gupuh kuabeh krungu berita ono gajah matek mergo wis tuwek. Masio kulite kisut keriput tapi bobote ono lek 2 ton. Brudin sing biasane dodolan es gronjong nang bon-bin sakno ndelok Mbah Wonokairun nuangis mbrebes mili.
“Wis tah Mbah, gak usah athik mbrebes mili. Aku iso ngrasakno yok opo susahe berpisah ambek gajah sing sampeyan openi pirang puluh taun. Opomaneh umure sampeyan ambek gajah iku yo sak pantaran, mestine akeh kenangan manise yo. Tapi wis gak usah sedih mbah, lak sik ono gajah liyane sing lucu-lucu.” jarene Brudin.
“He cak, aku iki dhudhu pawange gajah !!!! Ngawur ae !!!!” jarene Wonokairun.
“Lho lek sampeyan dhudhu pawange gajah, laopo sampeyan athik nuangis mbrebes mili barang. Sejatine sampeyan iki apane gajah?? koncone opo dulure ??” jarene Brudin.
“Aku iki tukang gali kuburan, isuk-isuk durung sarapan wis dikongkon ngeduk kuburan, tibake kuburane gajah…” Wonokairun nangis maneh.
"Wis mbah ojo nangis maneh, iki lho tak gawekno es gronjong, gratis wis." Jare Brudin.
Mari ngombe rong gelas, Wonokairun wis gak nangis maneh.
"Kon kok apikan nggawekno es gronjong gratis, koyok wong sugih ae." Jare Wonokairun.
"Lho ojo salah mbah, aku iki pancene keturunane wong sugih, dhuwike mbahku iku cukup gawe tujuh turunan." Jare Brudin bangga.
"Gombal !!!, lek pancene kon iku turunane wong sugih, laopo saiki dhodolan es gronjong ??" jare Wonokairun.
"Soale aku keturunan sing ke wolu . . ."

BANGGA
Wonokairun lagi mbambung ngemis nang ngarepe TP, dhadhak Bunali teko katene ngemis pisan.
“Sampeyan wis suwi tah ngemis nang kene ? Yok opo wis oleh akeh tah ?” takok Bunali.
“Yo lumayan se, sak dino paling sithik aku oleh seket ewu.” jare Wonokairun.
“Wah yo lumayan yo, tenguk-tenguk oleh seket ewu. Eh Mbah, sampeyan gak nduwe anak tah, kok sampek kudhu ngemis koyok ngene ?” takok Bunali.
“Anakku wolu wis gedhe-gedhe, telu nang ITS, loro nang Unair, siji nang Unbra, loro maneh nang IKIP. ” jarene Wonokairun bangga.
“Wah gak nyongko rek, hebat sampeyan mbah. Durung ono sing lulus tah anak sampeyan?” takok Bunali.
“Anakku gak ono kuliah cak !” jare Wonokairun.
“Ooh dadi dosen tah??” takok Bunali.
“Salah peno cak.” jare Wonokairun.
“Lha laopo lo ??” takok Bunali.
“Yo koyok bapake iki, ngemis kabeh…”

BENGKERENGAN
Brudin pethuk Wonokairun kate budhal nang sawah.
“Laopo isuk-isuk kok wis mlaku ambek bedhes lungset kumus-kumus ?” jarene Brudin.
“Ooo pancene picek, sing tak tuntun iki jenenge wedhus dhudhuk bedhes !!” jare Wonokairun.
“Lho aku gak takok peno!!. Aku pancene takok nang wedhuse.” jare Brudin. Ooo awas kon yo !! pikire Wonoklairun nggondhok.

Mulih seko sawah, arek loro pethukan maneh. Moro-moro Wonokairun ngentut mak dut !!. Brudin muring-muring.
“Damput, pancene dobol. Ngentut sembarangan” Brudin meh nggeblak gak kuat ambune.
“Saiki kon tak takoni, ngentut iku apik opo elek ?” jare Wonokairun.
“Yo mestine elek mbah..” jarene Brudin.
“Lha mulakno tak buak” jarene Wonokairun.
“Lek misale tak jawab ngentut iku apik, terus opoko ?” takok Brudin.
“Lha mulakno kon tak ke’i….”


JAKETAN
Isuk-isuk Wonokairun pethukan ambek Brudin budhal kerjo.
“Wuik gaya rek . .saiki areke jaketan rek.” jare Wonokairun.
“Iyo mbah, saiki aku kerjo nang nggon adem” jare Brudin.
“Ketrimo nang kantor endhi Din?” jare Wonokairun.
“Aku gak kerjo nang kantor mbah.” jare Brudin.
“Nang endhi lho??” takok Wonokairun.
“Nang pabrik es batu . .”

MBECAK
Bosen ngemis, saiki Wonokairun mbecak. Be’e hasile luwih akeh pikire. Pas mancal ambek tingak-tinguk golek penumpang, moro-moro ono turis bule nyeluk.
“Come …please . . .” jarene bule ambek ngawe becake Wonokairun.
“Kamplis… ??? . . .wah salah, sing bener iku Klampis mister..cedhake jalan Mletho kono lho . . .” jare Wonokairun.
“Pardon me..??” bulene bingung.
“Parmi ..?? oalah Parmi tah ? iyo weruh aku omahe.” jare Wonokairun ambek ngguya ngguyu.
“What ??!!” bulene sik bingung.
“Kuat ??? . ..yo kuat rek, masio wis tuwek tapi sik tahes iki . .” jare Wonokairun ambek mantuk mantuk.
“Lets go !! . .” jarene bule mantuk-mantuk pisan.
“Pekgo !! . .wok kemalan rek !! wong ngomong limang ewu ae athik boso mandarin barang. Oke Mister !!” jare Wonokairun.
Mari bulene munggah, Wonokairun langsung nyengklak becake. Bareng wis mlebu Klampis gang buntu, Wonokairun langsung bengok-bengok. “Diiinnn !!! Bruuuudiinnnn !!!! Ono wong bule nggoleki bojomuuuuu .!!!!”

STASIUN
Wonokairun teko nang stasiun Gubeng, pethukan ambek Brudin dhodholan es.
“Din, sepur nang jakarta wis liwat tah?” takok Wonokairun.
“Wah telat sampeyan mbah, wis budhal jam pitu mau . .” jare Brudin.
“Lek sepur nang banyuwangi wis liwat tah durung ..? takok Wonokairun.
“Lho sik tas ae Mbah, kiro-kiro sepulung menit kepungkur . .” jare Brudin.
“Lek sepur sing nang semarang wis liwat tah durung . .?” takok Wonokairun.
“Oooh lek iku mengko awan jam rolas budhale. Sik tah Mbah, ben sepur sampeyan takokno !! Sampeyan iku sakjane arep nang endhi ? ” Brudin bingung.
“Arep nyabrang . .”

NJABUT UNTU
Wonokairun loro untu lungo nang dokter gigi konco lawase jenenge Bunali.
“Waduh mbah, untu sampeyan kudhu dicabut . .” jare Bunali.
“Yo wis jabuten ae ben ndang waras ” jare Wonokairun.
Mari dijabut Bunali takok “Wis gak loro maneh mbah ?”
“Iyo wis enak saiki, piro ongkose dok ?” Wonokairun takok.
“Wis gak usah mbayar mbah, gratis ae ” jare Bunali.
“Waduh suwun suwun, . . tak dungakno sampeyan mlebu suargo” jare Wonokairun.
Pas nang omah Wonokairun ngoco, langsung nggeblak semaput.
Tibake sing dijabut iku untu emase.

DHUWIK SEWU
Wonokairun mbecak mulai isuk sampek awan gak oleh penumpang. Dhuwike kari sewu tapi kerongkongane ketelak pol.
Moro-moro Brudin lewat nyurung rombong es gronjong. “Din, dhuwikku mek sewu, iso gawe tuku es tah ?” jare Wonokairun.
“Iso mbah, tapi es batu thok gathik setrup.” jare Brudin. Medhite rek pikire Wonokairun, uawas kon yo..
Sisuke Wonokairun pethukan ambek Brudin mulih pasar mari kulakan. “Mbah, dhuwikku kari sewu, iso gawe numpak becak tah ?” takok Brudin.”Iso Din, tapi tak pancal thok gathik ngerem…”

BON BIN

Wonokairun sir-siran nang Bon Bin, dhadhak pethukan maneh ambek Brudin dhodholan es gronjong.
“Coca cola loro Cak !” jare Wonokairun.
“Aku gak ndhuwe Coca Cola Mbah, modalku cilik, durung cukup gae kulak coca cola. Es gronjong ae yo, tak jamin sueger Mbah” jare Brudin. “Aku ngomong ambek wong sing ndhuwe rombong nang mburimu.” jare Wonokairun. Oooh uawas kon yo, Brudin nggondhok.
Mari muter-muter dhodholan es gronjong, Brudin pethukan maneh ambek Wonokairun lagi guyon ambek gendhakane.
“Oo !! Pancene gak nggenah !!! Wingi anake dhewe disikat, saiki bojone koncone arep disikat pisan. Wis tuwek petakilan ” jare Brudin.
“He !! Kon lek ngomong ojok sembarangan lho yo !!! Tak suantap lambemu !!! Sing wingi nyikat anake dhewe iku lho sopo !!!. Iki yo dhudhuk bojone koncoku, arek iki wis rondo, sak umur-umur gak tau ndelok bon bin, mulakno tak jak nglencer !!” Wonokairun mencak-mencak gak trimo.Begitu krungu wong loro iku gegeren, arek wedhok gendhakane Wonokairun langsung ngilang minggat.
“Aku ngomong ambek bedhes tuwek nang mburimu . .” jare Brudin.


CEGATAN
Wonokairun kepingin ngojek, soale lek mbecak royokan penumpang kalah terus. Isuk-isuk Wonokairun wis sliwar-sliwer belajar numpak bronpit. Lagek mlaku sedhiluk, dhadhak wis dicegat pulisi. Tibake pulisine ikut Bunali, tonggone dhewe.
“Mbah, tulung ndelok SIM ambek STNKne ! ” jare Bunali.
“Ono nang dompetku” jare Wonokairun.
“Lek aku mbadhek, sampeyan mesti lali nggak nggowo SIM” jare Bunali.
Mari buka dompet ambek rogoh-rogoh kesak, tibake temenan Wonokairun lalu nggak nggowo SIM.
“Waduh iyo, aku lali nggak nggowo SIM . .” jare Wonokairun.
“Lek ngono sampeyan kudhu tak tilang Mbah” jare Bunali.
“Kon ojo athik ngelamak ambek aku lho yo !!!. Sik tas lulus Watukosek ae wis kemenyek atene nilang !! Gak isok !!!” Wonokairun nguamuk.
Timbangane gegeran, akhire Bunali ngalah, Wonokairun diculno gak sidho ditilang.
Sisuke Wonokairun belajar bronpit maneh.Lagek mlaku sedhiluk, dhadhak wis dicegat Bunali maneh.
“Mbah, tulung ndelok SIM ambek STNKne ! ” jare Bunali.
“Ono nang dompetku” jare Wonokairun.
“Lek aku mbadhek, sampeyan mesti lali nggowo STNK” jare Bunali.
Mari buka dompet ambek rogoh-rogoh kesak, tibake temenan Wonokairun lalu nggak nggowo STNK.
“Waduh iyo, aku lali nggak nggowo STNK . .” jare Wonokairun.
“Lek ngono sampeyan kudhu tak tilang Mbah, iki wis ping pindho sampeyan pelanggaran” jare Bunali.
“Gak isok !!!! Tak pongor mencelat mbalik nang watukosek kon yo !!! ” Wonokairun nguamuk maneh.

Timbangane gegeran, akhire Bunali ngalah, Wonokairun diculno maneh gak sidho ditilang. Sisuke Wonokairun belajar bronpit maneh, saiki wis wani rodho adhoh. Bareng mlaku wis oleh 5 km, dhadhak pethuk Bunali maneh.
“Ayo minggir !!!, Aku saiki wis gak lali, STNK, SIM lengkap kuabeh. Iki lho dheloken, helm, jaket ambek sarung tanganku yo anyar kuabeh. Hayo kate lapo kon !!! ” jare Wonokairun suombong.
“Yo wis mbah, aku yo gak katene nilang sampeyan, tapi aku mbadhek sampeyan sik ono sing lali maneh ” jare Bunali.
“Gak mungkin !! Lali opone . .?” Wonokairun bingung,
“Laopo sampeyan mancal becak ? Lha bronpite endhi ?”


PERMEN KARET
Wonokairun lagi mondar-mandir nang stadion tambaksari molak-malik kursi penonton. Ketepakan stadione lagi sepi gak ono pertandingan.
Lagek oleh limang baris, dhadhak pethukan ambek Brudin sing lagi serabutan ngeresiki stadion.
“He Mbah, laopo ben kursi kon inceng sithok-sithok” jare Brudin.
“Wingi sore aku nontok bal-balan ambek mangan permen karet terus tak templekno nang ngisore kursi. Cuma masalahe aku lali wingi longgone nang endhi, mulakno aku kepekso merikso kuabeh kursi sithok-sithok, lek ono permen karete langsung tak jabut. Dheloken iki, aku wis oleh sak kresek.” jare Wonokairun.
“Waduh terharu aku mbah, pancene sampeyan iku pantes diconto. Umpomo wong kuabeh ndhuwe kesadaran tanggung jawab koyo sampeyan, wah enak tugasku.” jarene Brudin.
“He Din, niatku iku dhudhuk arep ngewangi awakmu. Kok nyimut !!!” jare Wonokairun.
“Arep laopo lho …?” jare Brudin bingung.
“Untu emasku coplok ceket nang permen karete . . “

BIS KOTA
Brudin numpak bis kota Joyoboyo Pasarturi, penumpange uakeh dhesek-dhesekan. Sampek daerah pasar kembang Wonokairun munggah.”Lho mbah, jange nang endhi ?” Brudin nyopo.
“Nang pasar turi jange tuku klambi.” jare Wonokairun.
“Longgo kene lho mbah” Brudin ngadhek ambek nawakno kursine nang Wonokairun.
“Wis gak usah !! Kon longgo ae !!.” jare Wonokairun.
Brudin wis kadung ngadhek malih longgo maneh.
“Longgo kene lho mbah” Brudin ngadhek maneh nawakno kursine.
“Wis gak usah !! Kon longgo ae !!.” jare Wonokairun.
Brudin wis kadung ngadhek malih longgo maneh.

“Longgo kene lho mbah” Brudin ngadhek pisan maneh nawakno kursine.
Wonokairun mulai nesu bolak-balik ditawari longgo.
“Wis tak warah kon longgo ae !!. Tak akoni kon pancen apikan tapi masio wis tuwek awakku sik kuat ngadhek !!” jare Wonokairun.
Brudin nesu pisan.
“Mbah, aku nawakno longgo iku dhudhuk mergo apikan. Aku iki jange mudhun, tapi bolak-balik sampeyan kongkon longgo maneh. Saiki selak omahku kebablasen…”


NGENYANG PITHIK
Wonokairun ganti haluan maneh saiki dhodholan pithik nang pasar ngelom. Brudin teko jange tuku pithik digawe tumpengan slametan.
“Mbah aku jange tuku pithik meduro, ono tah?” jare Brudin.
“Iki lho sing wulune abang. .” jare Wonokairun.
Mari ngono ambek Brudin pithike diangkat sampek njengking terus dibukak bokonge.Pithike girap-girap sampek wulune brodhol, Wonokairun nggondhok ndelok pithike diobok-obok bokonge. “Wah dhudhuk iki mbah, iki tibake pithik njombang . .” jare Brudin ambek mbalekno pithike.
“Cobak sing putih iki . .” jare Wonokairun ambek nawakno pithik putih. Mari ngono Brudin merikso maneh bokonge pithike. Pithike girap-girap sampek wulune brodhol, Wonokairun tambah mbedhodhok ndelok pithike diobok-obok bokonge.”Wah dhudhuk iki mbah, iki tibake pithik solo .” jare Brudin.
Wonokairun nawakno maneh pithik klawu, tapi tetep gak cocok, tiwas brodhol kuabeh.”Kon iku jange tuku utowo mek kepingin dulinan bokonge pithik !!!” Wonokairun wis gak iso nahan emosi.
“Iyo mbah, aku pingin tuku pithik sampeyan tapi durung ketemu sing pithik meduro . .” jare Brudin.
“Iki lho pithikku sing kari dhewe .” jare Wonokairun ambek nawakno pithik ireng.

Mari merikso bokonge pithik ireng Brudin puas.”Lha yo iki pithik meduro .Piro regone mbah ? jare Brudin.
“Satus ewu !!!” jare Wonokairun ambek ngamuk padahal biasane regone mek rong puluh ewu.Brudin wis gak wani ngenyang blas, langsung dibayar satus ewu.
“Mbah, sampeyan kok ngamukan se ?? Sakjane sampeyan asline wong endhi ?” jare Brudin. "Aku asli wong jerman !!” jare Wonokairun.
“Wok ! Rupamu mbah, gak mungkin !” jare Brudin.

“Lek gak percoyo dheloken dhewe . .” jare Wonokairun ngangkat bokonge.


Kamis, 02 September 2010

ANEKDOT wonokairun





PAKAI SANDAL
Akhirnya Juragan Bunali keinginannya untuk mempunyai lemari es terkabul, meski beli kreditan. Hari Minggu pagi Bunali dan istrinya Lumut pergi ke acara kondangan kawinan. Sebelum berangkat Bunali minta bantuan Mbah Wonokairun untuk membersihkan lemari es yang sdh sebulan gak dilap..
Bunali :”Mbah tolong lemari es nya dilap yang bersih ya..!”.  “ Siap bos!!” jawab mbah wono. Sebelum berangkat Bunali menambahi pesannya : “Mbah kalo ngelapi lemari es kamu pakai sandal ya..”  Mbah wono : “Kenapa bos ??” Bunali menjawab: ”Soalnya lemari esnya nyetrum ….hati hati ya mbah..” Siap bos..!!” jawab mbah Wono meyakinkan.
Sore hari Bunali dan isteri pulang dan langsung melihat hasil kerja mbah Wono. Betapa kagetnya Bunali melihat bodi lemari es baru nya pada berret berret…..Wajah Bunali merah padam langsung nanya mbah Wono: “ Mbah…!!! Koq lemarinya pada berret berret semua hahhh!!! ????”  Mbah Wono : “Lho tadi kan juragan pesan sama saya, kalo ngelapi lemari es pakai sandal saja…., saya ya nuruti perintah juragan. Ya saya lap pakai sandal..!!!” 
Bunali dan Lumut :  “ Guuuuuoooblllllock !!!! “


NYIKAT BARANG
Alkisah ada dua orang pencuri berhasil memasuki sebuah rumah mewah yang ditinggal pergi penghuninya. Bunali sebagai kepala maling memerintahkan kepada anak buahnya yaitu Mbah Wonokairun.
Bunali : "Mbah kita harus berbagi tugas, saya yang nyikat barang dilantai bawah, mbah nyikat barang dilantai atas !!!! Ngertii ???”
Mbah Wono : “Siap bos !!”
Kemudian keduanya berpisah. Satu jam berlalu akhirnya Bunali berhasil memasukkan barang berharga kedalam karung yang sdh disiapkan sebelumnya sambil bertanya kepada mbah Wono yang sibuk dilantai atas:
Bunali : “Mbah…aku sudah selesai mbah !…ayo turun dan cepet pergi sebelum pemilik rumah pada pulang..!!!”  
Mbah Wono :“Sebentar bos aku belum selesai…!” 
Bunali : “Lho gimana sih kamu ini ?, ayo cepetan..!!!”  
Mbah Wono :“Sebentar bos tinggal sedikit lagi..” Bunali jadi tak sabar lalu pergi kelantai atas dan terheran heran melihat Mbah Wono yang sedang sibuk  menyikati barang disekelilingnya….
Bunali : ”Mbah kamu ini sedang apa ????”  “
Mbah Wono : Lho kan tadi bos bilang kalo tugas saya nyikati barang2, ya saya sikati satu persatu bos , untung tadi saya nemukan sikat dikamar mandi..!” 
Bunali : “?????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!@@@@@”

MANDIIN KUCING 
Pagi pagi Bunali sebelum berangkat kerja minta tolong mbah wonokairun untuk memandikan kucing persia kesayangannya.  
Bunali : "Mbah tolong kucingku dimandiin ya ,setelah itu cepet kamu keringkan !"
Mbah Wono : "Ok boss jangan kawatir " 
Sore hari Bunali setelah pulang kerja langsung nanya.
Bunali : "mbah kucingnya apa sdh kering ?"  : 
Mbah Wono : " beres boss".
Lalu Bunali melihat kucingnya. Ternyata si kucing sdh tak bernyawa alias mati.  
Bunali : "Lho koq mati, kamu apakan mbah??"
Mbah wono :" tadi habis aku mandiin biar cepet kering,kucingnya aku peras bos..."
Bunali : " Haaaahhhhhhh!!!!!!???"

TAMBAL BAN
Suatu hari Juragan Bunali menyuruh pembantunya yaitu Mbah Wonokairun untuk menambalkan ban sepeda antiknya yang lagi gembos karena sudah lama gak dipakai.
Bunali : “Mbah tolong kamu pergi ke tukang tambal ban suruh nambal yang bocor, soalnya sepeda ini akan saya pakai untuk olah raga sama teman temanbesok pagi “ “ 
Mbah Wono : oke bos !!!” jawab mbah Wono.  Lalu Bunali memberi uang 20ribu kepada si Mbah dan langsung pergi menuntun sepedanya.
Tunggu punya tunggu satu jam , dua jam sampai lima jam Mbah Wono baru menampakkan batang hidungnya. Bunali : “ Lho kok lama banget Mbah ?? Apa ada masalah..??”  “
Mbah Wono : "Beres bos, Cuma ongkos nambalnya kurang..:  
Bunali : “ Oooh gak apa apa yg penting ban nya sdh pulih, kurangberapa uangnya ??” 
Mbah Wono : “ Eh eh..kurang 480 ribu bos..!”  
Bunali : "Lho lho.gila ! .koq banyak amat ?? Apa gak keliru kan biasanya ongkos nambalnya Cuma 10 ribu satu lubang ????”  
Mbah Wono : “Bener bos ! Satu lubang ongkosnya 10 ribu, tapi bocornya tadi ada 50 lubang bos..!. Jadi 10 ribu x 50 = 500 ribu bos..!!!!”
Bunali : Bussssyiiieeet..!!!???



KIRANGAN
Suatu hari Mbah Wonokairun sedang jalan jalan dikota kelahirannya yaitu Surabaya.
Tiba tiba seseorang bernama Brudin  menghampirinya lalu bertanya.  
Brudin : “Mbah gedung hotel yang tinggi didepan kita itu milik siapa mbah ??”   
Mbah Wono : “ Kirangan..!!”
Kemudian Brudin Tanya lagi .
Brudin : ”Mbah kantor bank yang mewah itu punya siapa mbah??”
Mbah Wono : “ kirangan..!!”
Sementara Brudin manggut manggut kagum.
Brudin : “kalo gedung mall itu milik siapa mbah ??”   
Mbah Wono : “ kirangan…!!…” jawab mbah agak kesal.
Brudin :“ Wah wah…hebat dan sangat kaya sekali kirangan itu..” lalu meninggalkan mbah Wono lalu naik angkot yang kebetulan lewat.

Didesanya Brudin bercerita kepada teman teman dan keluarganya bahwa di Surabaya ada orang paling kaya dan sukses bernama “Kirangan”  Beberapa temannya memberi dorongan agar Brudin ngumpulin uang untuk bisa belajar sukses  kepada Pak “Kirangan”
Akhirnya tekad itu dijalankan oleh Brudin dengan menjual sawahnya.

Beberapa bulan kemudian Brudin datang lagi ke Surabaya dengan membawa uang lima puluh juta rupiah untuk ongkos belajar ilmu sukses dari orang dianggap paling kaya di Surabaya , namun dia tak tahu tempat tinggalnya.

Ditengah jalan dia berhenti karena ada iring iringan mobil jenazah. Lalu Brudin bertanya kepada orang yang ada disebelahnya
Budin : “ Pak, siapa yang meninggal dunia itu ??”
Bunali  :”Kirangan..”
Brudin :”Apa ??? Kirangan ???? Waduh…..waduh….aku terlambat…kenapa Pak kirangan begitu cepat mati, pada hal aku mau belajar sama dia…sial..!!! sial..!!! Huuuuuhuuuhhh…….
Bunali melihat Brudin yang menangis jadi terheran heran sambil bergumam “Gendeng  barangkali wong iki…!!”

@ kirangan adalah bahasa Jawa yang artinya tidak tahu. Hehehehehe…..


MBAH WONO DAN PENCOPET
Karena beberapa kali kecopetan , Mbah Wonokairun terpaksa menyimpan uangnya disaku dalam bajunya. Sedangkan dompetnya yang hanya diisi lima lembar uang ribuan lusuh tetap dimasukkan di kantong belakang celananya.  Suatu hari Mbah Wono seperti biasa jalan jalan di daerah yang dia sering kecopetan.
Benar juga tanpa diketahui oleh si Mbah , dompetnya raib dicopet orang.
Mbah Wono kebingungan dan terjatuh. Sementara orang orang disekitarnya menolong si Mbah lalu dibopong kepinggir trotoar . Untungnya Mbah Wono tidak apa apa, Dia tetap sadar.  Salah seorang penolong yang berbadan tegap bertanya :” Mbah kenapa mbah??”
Mbah Wono menjawab :” Aku habis kecopetan..” katanya lirih. Orang yang berbadan tegap itu lalu nanya lagi : “ Berapa isi dompetnya Mbah ??”   “Satu juta rupiah..” kata si mbah. Lalu orang tadi meninggalkan mbah Wono.

Esok harinya mbah Wono jalan jalan lagi didaerah itu. Namun tiba tiba datang seseorang yang tak dikenal dengan wajah bengap seperti habis dihajar. Orang itu langsung menghardik mbah Wono.  
Pencopet : “ Hei Mbah jelek..!! Kalo ngomong yang bener ya ???”
Mbah Wono :” Lho lho…ada apa ini ??? Apa salah saya sampean kok marah marah???”
Tanpa basa basi orang berwajah sangar itu menempeleng berkali kali wajah si Mbah sambil  memaki maki Pencopet : "Sampean itu kan sdh tua , kok bisa bisanya ngomong kalo isi dompet sampean isinya satu juta!!!!????” , Coba sampean lihat wajah saya ini !!!
Mbah Wono : “ ya ya ya…ke ..napa ??”  “Kenapa ? kenapa ??
Pencopet : "Ini gara gara sampean yang berbohong , masa dompet isinya lima ribu kok dibilang satu juta???? Apa yang terjadi akibat kebohongan sampean Mbah!!??? Saya dihajar oleh pimpinan saya , dianggap saya mengkorupsi hasil uang copetan..!!! kurang ajaaar!!!!”  Plak !!!
Lalu orang sangar tadi meninggalkan Mbah Wono yang merintih kesakitan .

Mbah Wono :” Ya Allah maunya aku ingin memberi pelajaran kepada pencopet itu, lha kok malah saya yang  dikasih pelajaran….Aduh…aduh.!!!...........Nasib…nasib…!!!


SALAH BURUNG
Setelah Berkali kali dirayu oleh mbah wonokairun akhirnya djoko Bodoh sang cucu yang agak sedikit autis mau juga dikhitan. Ditempat tukang sunat alias Calak yang bernama Brudin si Djoko kambuh lagi rasa takutnya. Mbah Wono dan pak Calak jadi bingung,namun mbah Wono kembali membujuk sang cucu.  
Wono : “ Jangan takut Djok,… gak sakit kok,paling paling seperti digigit semut. Nanti mbah belikan sepeda baru ya.!.?”   
Djoko : “Aku mau disunat…tapi djoko minta pangku mbah…” pinta si Djoko.  
Wono : “ Minta dipangku mbah ??? Ya ya ya sudah…Ayo tak pangku nak…” Akhirnya Mbah Wono duduk dikursi yang disediakan lalu memangku si Djoko, sementara Brudin sudah siap dengan gunting tajamnya.
Brudin :” Apa sudah siap ??  
Wono : “Siap ..!!” 
Brudin : “Saya hitung sampai tiga ya..” . “ Satu…….., dua………!! Ti….”  Tiba tiba si Djoko badannya bergerak gerak meronta.  
Wono : “ Ayo Din..!! Cepetan..!!!” teriak mbah Wono. 
Brudin : “ Ya ya….Satu…dua…Tiga…!!!!!”  Cling…!!!    
Wono : “ Attttoooooohhhhh..!!! Atooooohhhh!!!” tiba tiba  terdengar teriakan mbah Wono yang menganggetkan suasana.   
Brudin : “ Kenapa mbah..??”   
Wono : “Atuooohhh.. bu…bu..burungku…yang kena…!!!!” teriak mbah wono kesakitan.
Brudin : “ Haaahh??? Apaaaaaaaaaaaa…????”Aduuh cilaka nihh..”

SATPAM YANG PATUH
Dua orang satpam yaitu Bunali dan Selleh mendapat perintah dari Wan Abud bos mereka untuk tidak libur dan tetap bertugas sebagai pengaman sebuah gudang barang. Tentu saja mereka berdua mendapat uang lembur yang cukup mengiurkan  masing masing satu juta rupiah selama tiga hari jaga.
Wan Abud : “ Ente berdua kalau jaga gudang harus semangat dan bersikap tegas. Jangan sekali kali kalian menerima tamu. Siapapun orangnya,tanpa pandang bulu dilarang masuk diwilayah perusahaan ini. Mengerti ??”
Bunali dan Selleh : “ Siap dan mengerti bos..!!”

Dua hari berjalan, datanglah Mbah Wonokairun kakeknya Bunali mendatangi perusahaan dimana sang cucu bekerja untuk melepas rindunya. Karena gerak gerik Mbah Wono dianggap mencurigakan lalu Selleh menegurnya. 
Selleh : ” Hei Mbah apa tidak tahu kalau ada tanda DILARANG MASUK TANPA KECUALI hah???”
Mbah Wono :” Saya tidak tahu nak, saya gak bias baca…”
Selleh :” Kalau begitu mbah cepat meninggalkan tempat ini..!!”
Mbah Wono : “Tapi..tapi mbah mau ketemu cucu saya Bunali…” mbah Wono meminta dengan nada memelas.
Selleh :” Saya tidak peduli , siapapun dilarang masuk tanpa pandang bulu..!!” Dengan rasa kecewa berat Mbah Wono dengan langkah gontai terpaksa meninggalkan area perusahaan itu.

Tak berepa lama datanglah Bunali yang habis buang hajat dibelakang lalu bertanya kepada Selleh.
Bunali : ” Leh, tadi waktu dibelakang saya mendengar seperti ada ribut rebut..??”
Selleh :” Oh iya tadi ada kakek tua yang datang dari desa mau ketemu kamu Bun..”
Bunali lalu Tanya dengan penasaran :” Bagaimana ciri ciri kakek tersebut Leh ??”
Selleh : ” Orangnya agak bungkuk, pakai kain sarung, rambutnya tinggal dua helai berdiri kaya antenna dan jalannya seperti orang habis kena strook..”
Bunali :” Apa???? Wah wah…itu mbah saya Leh..!!!?? Sekarang dimana dia ???”
Selleh : “Ya sudah pergi Bun, gak tahu kemana dia sekarang..”
Dengn muka merah Bunali berkata.
Bunali : ” Leh…Selleh…itu adalah kakek ku….!!!! Kenapa tidak kamu masukkan saja Leh ??
Selleh :” Tidak bisa Bun , siapapun tidak boleh masuk ketempat ini tanpa kecuali, sesuai dengan perintah bos kemarin, meskipun orang itu adalah mbahmu...Saya minta maaf Bun..karen saya menjalankan aturan yang berlaku..”
Bunali tidak menjawab. Namun dari kedua matanya meneteskan airmata sedih…………

Esok harinya ketika Bunali giliran menjga pintu gudang, tiba tiba datang seorang wanita bernama Lumut lalu bertanya kepada Bunali.
Lumut : ” Pak satpam saya Siti Lumut istrinya pak Selleh, saya mau ketemu dengannya karena mau minta uang belanja…”
Bunali :” maaf bu, saya gak bisa menerima ibu wlaupun ibu ini istrinya pak Selleh”  
Lumut :”Lho kenapa pak ?? Saya ini datang dari jauh jauh lho..!! Sudah dua bulan suamiku gak kasih uang belanja …”
Bunali :” Maaf bu, sebaiknya ibu meninggalkan tempat ini, sebelum saya usir” Karena takut diusir Siti Lumut akhirnya pergi dengan kecewa berat sambil menangis tersedu sedu………

Satu jam kemudian datanglah Selleh dan bertanya kepada rekannya Bunali 
Selleh : ” Dari belakang tadi saya dengar suara ribut ribut ada apa Bun ??”  Kemudian Bunali menceritakan kalau tadi ada wanita bernama Siti Lumut yang mengaku istrinya Selleh datang kesini untuk minta uang belanja namun tidak diperkenankan masuk.
Mendengar itu Selleh lalu mencak mencak…:” Itu istriku Bun…Itu istriku….wah wah…
bisa bisa nanti istriku minta cerai……!!!! Aduhh…!! Aduuh…kenapa kamu tega mengusirnya Bun ????!!!!!!
Bunali dengan kalem menjawab :”Apa kamu lupa Leh ?? Sesuai peraturan Perusahaan siapapun dilarang masuk ketempat ini . Apa kamu sudah pikun ???
Selleh :” …..????@@@@@!!!!!!.Huuuuuh….Huuuuuh….Huuuuuh…Nasiiib……… nassiiiib………….

MEMANGGIL TAXI
Suatu hari Rumah Bunali ketamuan Mbah Wonokairun kakeknya. Setelah hampir tiga jam ngobrol akhirnya Mbah Wono pamitan mau pulang. Melihat kondisi kakeknya yang sudah sepuh apalagi cuaca mendung mau hujan, lalu Bunali berinsiatip untuk memanggil jasa Taxi guna mengantar kakeknya pulang karena sewaktu datang tadi si mbah diantar ojek. Kemudian Bunali menyuruh pembantunya yaitu Joko Bodo untuk memanggil taxi.
Bunali :” Joko..kamu saya suruh panggil taxi dijalan besar sana. Apa bisa ??”: “ Bisa bisa bos..!!”  jawab Joko Bodo meyakinkan.  Bunali :” Ayo sana cepetan pergi !”
Joko :” Baik ..baik..bos…” Kemudian Joko Bodo pergi menuju ke jalan raya.

Satu jam kemudian Joko Bodo datang dengan menangis tersedu sedu…..
Bunali :” Lho…kok kamu menangis ????  Dan wajahmu pada memar semua??? Kenapa Jok..!!???”  Dengan menahan sakit Joko menjawab :” Saya tadi dipukuli sopir taxi bos…”  Bunali :” Lho lho kok bisa bisanya sopir itu memukulimu , apa salahmu Jok??”
Si Joko Bodo yang memang bodoh lalu menceritakan kejadiannya : Tatkala dia dipinggir jalan raya  datanglah taxi lewat “ Taxi..!!  Taxi…!!” Joko memanggil taksi sambil melambai lambaikan tangannya. Setelah taxi berhenti  langsung diam saja meski ditanyai oleh abang taxi. Berkali kali ditanya Joko tak mau menjawab. Hal ini membuat si abang taxi marah lalu menampar muka si Joko karena merasa dipermainkan. Untung si Joko bisa menahan rasa sakitnya. Taxi itupun segera pergi dengan rasa kesal. Didalam hati Joko masih tidak mengerti kenapa abang taxi itu menamparnya…mungkin sopirnya lagi mabuk barangkali…

Tak lama kemudian lewat taxi yang lain. Karena merasa mendapat perintah bosnya si Jokopun segera melambaikan tangannya . Taxipun berhenti didepannya. Seperti yang pertama si Joko diam saja ketika ditanya si sopir taxi. Berulang sisopir bertanya tapi Joko tetap membisu sambil menggigit jari jarinya karena ketakutan.
Tiba tiba :”Plaaak!! Plaak!! Plaaak!!!”  Sopir itu menempeleng Joko tiga kali, membuat Joko kesakitan sampai  pipinya memerah . Joko akhirnya menangis dan berlari pulang kerumah bosnya.
Bunali :” Jadi begitu ceritanya. Mestinya taxi itu kamu bawa kemari Jok. Mengapa tidak kamu lakukan Jok ???
Joko Bodo :” Habis saya kan mengerjakan sesuai dengan perintah bos…”
Bunali :” Saya merintah apa Jok ??”  kata Bunli balik bertanya karena penasaran.
Joko Bodo :” Bos kan tadi bilang, Jok, kalau ada taxi lewat kamu panggil ya…”
Bunali :” Lalu??”….”
Joko Bodo:” Ya ya saya panggil bos. …”   “Lalu..??” sahut Bunali
Joko Bodo: ”Setelah saya panggil..saya ya diam saja bos. Kan perintahnya tadi kan saya Cuma disuruh manggil doang..!!”
Bunali :..???????????!!!###



SATPAM PENURUT
Bos Bunali menyuruh seorang satpam nya yang bernama  Wonokairun untuk menjaga pintu masuk ruang kantor pribadinya.
“Kamu harus tegas melarang setiap orang yang  mau masuk keruangan pribadiku. Ngerti..!!”  “Siap !! perintah dikejakan bos !!” jawab Satpam Wonokairun.

Satu jam berdiri didepan pintu itu  belum jugas ada orang yang mau masuk.
Namun tiba tiba datang seorang wanita cantik sexy dengan jalan terburu buru menuju arah satpamdan mau masuk ruangan si bos.
Melihat gelagat yang mencurigakan lalu satpam Wono segera menghalangi wanita itu sambil berteriak keras : “ Hei Nona , jangan senbarangan ditempat ini ya..!!!
“Lho kenapa ?? saya mau ketemu bosmu ..”
“Tidak bisa!!! Sebaiknya nona mengurungkan niat , atau saya akan mengusir nona..!!”
“Baiklah kalau begitu” kata  wanita cantik it uterus meninggalkan satpam Wono dan dari tas kecilnya dia mengambil HP lalu menilpun seseorang.

Satpam Wono semakin percaya diri dengan harapan akan dapat bonus dari bos nya.

Tak lama kemudian terdengar pintu ruangan itu terbuka . Satpam Wono menoleh kebelakang. Betapa kagetnya melihat bosnya berdiri dengan bertolak pinggang  dengan wajah  ditekuk kaya  unta lalu membentak si Satpam :” Mulai sekarang kamu saya pecat..!!!  
“Lho…kenapa bos ??? Apa salah saya ??? Saya kan sudah menjlankan tugas dengan baik..”
“Kamu tahu wanita yang kamu usir tadi itu ??”  
“Tidak tahu bos…” jawab satpam Wono agak gemetar.
Bos :”  Dia adalah istri baruku tahu !!!!???”
Satpam Wono : ????????????!!!!!!!!!!!!


BANGUNKAN AKU
Pasangan suami istri Bunali dan Rukayah  beberapa hari ini lagi perang dingin dan keduanya tidak saling ngomong, meskipun keduanya masih tinggal satu rumah.

Rupanya komunikasi mereka dilakukan dengan cara saling ber SMS.

Suatu hari Bunali meng SMS istrinya agar dirinya dibangunkan pagi pagi sekitar jam 06.00 karena  jam 07.00 akan pergi kebandara  karena ada undangan penting dari seorang Pejabat Pemerintahan.

Esok paginya Bunali marah marah karenas merasa istrinya tidak membangunkannya dari tidur.Pada hal  tadi malam istrinya siap untuk membangunkan tidurnya.
Tanpa basa basi Bunali menghapiri istrinya sambil berteriak :” Kenapa kamu tidak membangunkan aku hah !!??? Kamu tahu hari ini ada undangan penting..!!???”

Rukayah tidak berucap satu katapun, lalu dia menunjuk kesebuah meja kecil disamping ranjang suaminya.
“Apa maksudmu ???” bentak Bunali.
Karena tidak kuat Rukayah lalu menjawab : “Jangan marah dulu sayang …kamu lihat dulu HP mu. Jam 06.00 tadi sudah aku bangunkan koq. Lihat nih !!” sambil memperlihat kan hasil SMS nya
“ Sudah jam 06.00  Ayo bangun nanti terlambat lho..”
Bunali : ????????????@@@


MOBIL MEREK USTAHIAD
Suatu hari Wan Abud dengan bangganya menunjukkan salah satu koleksi mobil sport terbarunya kepada para tamu dirumah mewahnya.
“ kawan dan sohib sohib semua, inilah mobil terbaru milik ane. “
“ Wah  keren abis Wan, canggih lagi..!!” kata seorang tamu.
“ Buatan mana Wan ?? “ Tanya tamu lainnya.
“ Buatan Mesir. Ini adalah satu stunya mobil kebanggaan Timur Tengah…”
“ Tapi…tapi ini kan buatan Jepang Wan ??”
“ Mana bisa ??” elak Wan Abud.
“ Bener Wan ini kan merek Daihatsu Wan ??”  sanggah tamunya
“ Tidak bisa sebab mobil ini mereknya USTAHIAD..!! Coba ente baca dari    kanan..!!”
Tamu tamu : ???????????????????????????


JUAL SARUNG
Ditengah pasar Wan Abud menjual sarung dagangannya.
“Harga murah…harga murah…Sarung bagus sarung istimewa”
Beberapa orang akhirnya pada membeli sarung dagangannya.

Setelah agak siang Wan Abud mengemasi barang dagangannya, sambil merasa bersyukur :”Alhamdulillah hari ini banyak pembeli hehehehe..”

Esok harinya Wan Abud kembali menggelar lapaknya dipasar itu.
Seperti biasa Wan Abud berteriak teriak mempromosikan sarungnya.

Tiba tiba datang beberapa orang menghampiri Wan Abud : “ Wan…sarungnya setelah dicuci kok pada luntur Wan ?? Lihat nih Wan !! Kalo gitu kembaliin uang kita Wan !!”

Wan Abud : “ Siapa bilang  ? Kan disarungnya ada tulisannya DITANGGUNG TIDAK LUNTUR “
“ Lha iya Wan…berarti Wan Abud menipu kami “ Teriak para pembeli kemarin harinya.

Wan Abud : “ Siapa yang menifu ente ??
“ Ya jelas menipu Wan “ sahut slah seorang pengunjung.
Wan Abud : “ Sabar …sabar… Nah sekarang ente coba baca dari kanan terus kekiri.apa bunyi bacaannya ???” ( kebiasaan Wan Abud kalo baca dimulai dari kanan )
Pengunjung : " Luntur Tidak Ditanggung" ?????!!!




PERMADANI TERBANG
Kali Wan Abud tidak lagi dagang sarung tapi dagang permadani.
Dipinggir jalan di berteriak teriak : “ Permadani terbang !!!! Permadani Terbang !!!
Mendengar itu banyak orang mengerubuti dagangan Wan Abud.
“ Wah ini pasti permadani nya Aladin dan pasti mahal harganya..” celetuk salah seorang.
“ Apa bisa terbang beneran Wan ???”
Wan Abud : “ Pasti !!! Ente mau terbang kemana  hah ???”
“ Mau terbang ke Singapur Wan..!!”
Wan Abud : “ Hahaha kalo itu terlalu dekat…”
“ Apa bisa terbang ke Jakarta Wan ??? “
Wan Abud : “ Hahaha itu tambah dekat..”
“ Wah Hebat ya Wan…ada permadani bisa ke Singapur segala “
Wan Abud : “ Jangan terbang ke Jakarta atau Singapur lha wong permadani ini  bisa terbang dari Istambul Turki sampai disini koq….!!!!”
“ Masa Wan ??????” Tanya salah seorang pengunjung.
Wan Abud : “ Tentu saja , kemarin baru tiba di Bandara , terus hari ini ane jual..!!”
Pengunjung : “Itu mah naik pesawat terbang Wan !! Sinting !!!”
Para pengunjung  akhirnya bubar dengan perasaan kesal..




SALAH TEMPAT DUDUK

Disebuah  Bandara Pesawat  Nyaknyiknyuk Air Lines sudah siap akan take off tujuan Jakarta Para penumpang satu persatu menduduki kursi sesuai dengan nomornya , khusunya di kelas Bisnis sudah penuh dengan penumpang berkelas.

Tiba tiba seorang penumpang kelas Bisnis bernama Bunali  sedang bersitegang dengan
seseorang, pasalnya kursinya diduduki oleh seseorang bernama Brudin.
Bunali :  “ Pak , kursi ini tempat duduk saya. Mungkin bapak keliru ya ?”
Brudin : “ Sampian ini bagimana , lha wong saya datangnya duluan , ya saya duduki..” 
Bunali :  “ Tapi..ini milik saya pak !!” jawab Bunali kesal sambil menunjukkan tiketnya.  
Brudin : “ Alaa itu kan Cuma nomer , cari kursi lain  saja , kan kita sama sama bayar.”

Karena tidak berhasil lalu Bunali minta bantuan seorang pramugari bernama Lumut.
Lumut : “ Pak Brudin tempat duduk bapak bukan disini tapi dikelas ekonomi belakang sana..”
Brudin : “ Lho, tak bisa mbak , sebab saya datang duluan , yang datang belakangan ya duduk dibelakang kan ?? Itu namanya adil tak iye !!?  ”
Lumut : “ Tapi…tap….”
Brudin : “ Sudah !! sudah !!. Jangan ganggu saya !!” Brudin memotong pembicaraan.

Merasa tidak berhasil pramugari Lumut lapor ke Pilot pesawat bernama Selleh.
Dengan penuh keyakinan sang pilot menghampiri pak Brudin sambil bertanya :
Selleh :  “  Apa Bapak pertama kali naik pesawat ??”
Brudin : “ Iya Pak . baru pertama , biasanya naik kreta api ataba Bis Pak !!..”
Selleh :  “ Pak Brudin tujuan nya kemana ???”
Brudin : “ Ke Jakarta Pak..”
Selleh  :  “ Oh..ke Jakrta..., Kalau ke Jakarta tempat duduk Bapak bukan disini ..”
Brudin : “ Lha kalo disini tujuan nya kemana ?? “Selleh :  “ Kalo duduk disini tujuan nya ke Eropa pak ..”
Brudin : “ Ke Eropa ??????? Lha kalo ke Jakarta duduknya dimana ???”
Selleh :  “ Duduknya dibelakang sana , biar bapak tidak kebablasan ke Eropa..”
Brudin : “ Oh ya..ya… saya baru tahu...Untung pak pilot kasih tahu saya. Kalo gitu saya mau pindah tempat duduk yang tujuan Jakarta saja pak…!!..”
Akhirnya Brudin dengan tergopoh gopoh mengemasi barang barangnya meninggalkan ruang Bisnis pindah kekelas Ekonomi paling belakang  tanpa rewel lagi
Sementara pilot Selleh tersenyum puas , lalu masuk kedalam cockpit dan pesawatpun take off menuju Jakarta. Hehehehe……..



NONTON FILM - SATU

Sehabis terima gajian  Brudin yang masih bujangan itu untuk pertama kali memberanikan diri untuk nonton film digedung bioskop  terdekat.
Kebetulan pertunjukkan sore hari agak sepi penonton sehingga gak perlu antri karcis terlalu panjang.
Setelah membeli tiket Brudin berjalan dengan penuh gaya menuju pintu masuk yang dijaga oleh seorang portir.
Portir Bunali : “ Karcisnya mana pak..??  Brudin : “ Karcis ??? “  Bunali : “ iya…mana karcisnya ??”
Brudin segera merogoh saku celananya dan menyodorkan karcisnya kepada Bunali.
Kemudian karcis itu dirobek jadi dua.
Brudin : “ Lho kok dirobek pak ???”
Bunali : “ iya dong…”
Didalam ruangan  Brudin pikirannya tidak tenang  sambil memegangi robekan karcisnya.
Sambil bergumam: “ Portir kurang ajar, masa  saya beli tiket mahal mahal kok dirobek seenaknya Apa dipikir saya  dianggap tak bisa beli lagi ???…”  

Kemudian Brudin diam diam   pergi keluar tanpa sepengetahuan portir lalu  bergegas menuju ke loket penjualan karcis dan membeli dua lembar tiket baru.

Tak lama kemudian Brudin masuk lagi melewati portir Bunali. Tanpa diminta Brudin langsung menyodorkan selembar karcis yang kemudian dirobek oleh Bunali. Sementara yang satunya disimpan dikantong celana. Brudin langsung menuju kedalam  yang sudah mulai gelap karena film utama   sudah dimulai.

Didalam ruangan Brudin ketawa  cekikikan sambil berucap : “ Kik kik kik… Dasar porter goblok...!! Dia gak tahu kalo saya  baru saja beli dua lembar karcis…..untung Cuma satu
yang dirobek…hehehe…Yang masih utuh masih saya pegang…Hehehe…………..
Kamu kena tipu … karcis mahal mahal kok dirobek tak iya ??…..dasar culun  !!

Brudin terus cekikikan  sambil mencari tempat duduknya.Hehehehe..............



NONTON FILM - DUA

Didalam ruangan yang sudah gelap Brudin berusaha mencari tempat duduknya.
Karena kelihatan bingung Brudin dihampiri oleh seorang  petugas sambil menyorotkan lampu senternya kearah Brudin.
Didalam hati Brudin merasa cemas : “ Wah salah salah portIr yang kutipu tadi mencari aku…wah wah  gimana ini ???” Tiba terdengar suara lembut menyapa  Brudin : “ Mau cari kursi nomer berapa Pak ??” Ternyata petugas itu adalah seorang cewek.
Brudin : “ eh…eh…cari kursi saya mbak…”
Petugas : “ Karena kursinya banyak yang kosong silahkan pilih sesuka Bapak..
Brudin  : “ Ya…ya..terima kasih mbak…”
Didalam hati Brudin merasa bersukur : “ Aduhh..selamat… selamat…!! Saya kira portIr yang jaga dipintu tadi…”
Kemudian Brudin melihat tayangan dilayar nampak pemeran film  yang cantik cantik sedang bersenda gurau. Melihat itu Brudin bergegas menuju barisan kursi paling depan sekali, dengan harapan bisa melihat dari dekat kecantikan si bintang film itu. Siapa tahu satu diantara mereka akan menoleh dan menyapa nya.
Merasa dekat dengan layar Brudin tak berkedip memandangi wajah wajah cantik dengan tubuh sexy itu. Brudin merasa seperti Penyamun disarang perawan. Wajahnya sumeringah. Sesekali membalas senyum gambar tayangan itu.

Namun tiba tiba wajah Brudin jadi pucat pasi ,badannya gemetar dan kedua kakinya diangkat keatas kursi sedangkan wajahnya ditutup dengan kedua telapak tangannya, tatkala tayangan wajah cantik dan sexy itu berubah menjadi kuntilanak yang menakutkan.
Suara Film :  "hihihihihi…..hihihihi !!!  Ternyata kau disini….., aku sudah lama mencarimu….Bersiap siaplah  untuk kujadikan mangsa…..hihihihihihihi……..!!!!" Mendengar suara yang mengerikan itu Brudin langsung berteriiak keras : “ Tolooooong!!! Toloooong…!!! Ada setaaan !!!….Ada kuntilanak…….!!!”
Suasana jadi gaduh. Sementara suara kuntilanak terus menggema dengan kerasnya.
Beberapa penonton menghampiri Brudin untuk mengetahui apa yang terjadi. Tapi Brudin terus berteriak minta tolong. Untung ada seorang Satpam disitu dan segera membopong Brudin yang badannya gemetaran itu menuju keluar ruangan. Sementara penonton lainnya pada bengong melihatnya.
Hehehehe………….